Jadi, seberapa banyakkah kita memerlukan garam? Asupan Na untuk kecukupan gizi per hari adalah 2,4 gram (maksimal) dengan basis total kalori yang masuk 2.000 kalori. Jumlah asupan tersebut tidak hanya diperhitungkan dari garam yang ditambahkan ke dalam makanan, tetapi juga harus diperhitungkan Na alami yang berasal dari sayuran, buah, nasi, dan lauk pauk.
Mengapa yang diperhitungkan hanya sodium?
Karena sodium (tanpa ikatan dengan klor) secara alami terkandung dalam banyak bahan makanan, dan sodium (Na) tidak memberikan rasa asin pada lidah. Artinya, walaupun masakan yang yang kita santap hambar tanpa garam, bukan berarti kita tidak mendapat kecukupan sodium.
Sebagai bandingan, satu sendok teh garam NaCl berisi 2.000 mg sodium. Sedangkan jumlah sodium yang umum terkandung dalam setiap masakan adalah 500 mg. Takaran tersebut cukup membuat ginjal bekerja keras untuk tetap mempertahankan keseimbangan asam-basa agar “mesin” tubuh tidak kacau disebabkan penyakit akibat kelebihan sodium.
Jenis-jenis makanan yang mengandung sodium antara lain soda kue, keju, makanan laut (sea food), makanan kaleng, padi-padian (cereals), roti, sup dalam kemasan, bumbu bergaram. Waspadalah terhadap garam tersembunyi.
Walau tidak terasa asin, tetapi daging sapi, sarden, keju, roti jagung, kripik kentang kaya akan sodium. Jadi, memang benar bahwa lidah kita telah dirusak oleh budaya makan asin, sehingga cenderung memilih menu yang salah. Nah, jika Anda sedang pantang garam, maka santaplah buah-buahan dan sayuran segar, boleh juga daging unggas. (SA)