Teh hijau memiliki banyak manfaat. Dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah dan sebagai pelangsing.
Apa yang menghubungkan manusia sekarang dengan nenek moyang kita tahun 2700 SM? Jawabannya: teh. Kala itu, teh sudah dikenal di Cina sebagai minuman kesehatan. Hingga kini teh, termasuk teh hijau, sangat digemari. Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB Bogor, teh hijau berasal dari pucuk daun teh. Daun teh itu dipanaskan dengan uap air untuk menonaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam daun teh, kemudian digulung dan dikeringkan.
Teh hanya berisi 4 kalori/gelas. Teh mengandung vitamin B-kompleks, B2 dan asam nikotin. Rasa teh dihasilkan oleh minyak volatil dan astringency. Sementara warna oleh tanin. Rasa teh hijau lebih sepet, dibanding teh hitam. ”Teh hijau identik dengan minuman kesehatan; dapat menyegarkan tubuh, karena kaya vitamin C dan vitamin B terutama tiamin sekitar 150-600 mg dan riboflavin 1,3-1,7 mg,” jelas Prof. Ali Khomsan.
Diperkirakan, budaya minum teh hijau dari Cina menyebar ke luar tahun 800 M. Ketika itu, para rahib Jepang yang belajar di Cina membawa teh sebagai obat. Pada masa Kamakura, rahib Eisai membukukan berbagai khasiat teh dalam bukunya yang terkenal, Maintaining Health By Drinking Tea (1211).
Prof. Shimamura Tadakatsu dari Universitas Showa yang banyak meneliti komposisi kimia teh mengatakan, teh dikenal di Inggris sejak pertengahan abad ke-19, ketika epidemi kolera menyerang. Masyarakat Jepang, biasa mengonsumsi teh hijau saat makan sushi (ikan mentah), berfungsi sebagai antibakteri.
Tenin dalam teh hijau mencegah kanker
Itaro Oguni dari Universitas Shizuoka menemukan fakta bahwa penduduk Shizuoka yang gemar minum teh hijau, jarang terserang kanker lambung dibanding orang Jepang yang tinggal di provinsi lain, yang tidak memiliki kebiasakan minum teh hijau. Zat penting yang ditemukan Itaro dalam tanin teh hijau adalah epigallocatechin-galat.
Diduga, zat inilah yang dapat mencegah kanker. Untuk membuktikan, zat ini disuntikkan pada tikus yang sebelumnya diberi natriumnitrit dan sarkosin pembentuk nitrososarkosin, yang merangsang pembentukan tumor tenggorokan. Hasilnya positif. Tikus percobaan sembuh dari tumornya.
Selain mencegah kanker, teh hijau dipercaya bisa menghambat terbentuknya kolesterol darah, mengontrol tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah, memperlambat penuaan dan menyegarkan badan. Kandungan catechin dalam teh hijau, bisa mencegah pengaruh buruk yang ditimbulkan LDL (kolesterol jahat).
Melangsingkan tubuh ?
Teh hijau adalah teh nonfermentasi, teh fermentasi berwarna hitam sedangkan teh pouchong semi-fermentasi. Selain mencegah berbagai penyakit, teh hijau dapat melangsingkan tubuh. Sejumlah literatur menyebut, tunas dan daun muda teh dapat menyegarkan tubuh dan pikiran, karena mengandung kafein 3-5%. Zat ini mendorong aktivitas mental dan membantu pencernaan. Pencernaan yang baik akan membakar lemak dalam tubuh lebih efisien, hingga berat badan kalau diminum saat perut kosong.
Menurut pakar gizi, yang menonjol dari teh sebagai pelangsing adalah sifat diuretiknya (merangsang buang air kecil), sehingga sel ikut mengecil karena cairan sel berkurang. (SA)