Sehatalami.co ~ Fakta bahwa Indonesia memiliki kekayaan ragam hayati yang berkhasiat obat masih belum popular. Masih kalah dengan kampanye kalau sakit, ya minum obat (OTC) maupun resep dokter. Artinya untuk menjaga kesehatan, masyarakat Indonesia masih memiliki kecenderungan ketergantugan terhadap obat dan vitamin kimiawi dan tak jarang mahal harganya. Padahal, secara empiris tanaman-tanaman berkhasiat obat atau herbal sudah terbukti khasiatnya membantu menjaga kesehatan.
Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga (Unair), Prof Mangestuti Agil sebagaimana dilansir dari Kompas.com (30/8/2021), dalam sebuah webinar bertanjuk, “Pemanfaatan Bahan Kimia Alam Dalam Pemeliharaan Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19” mengatakan, bahwa pola hidup sehat di tengah pandemi Covid-19 bisa dicapai dengan menggunakan bahan-bahan herbal yang mudah didapat.
Dijelaskannya, ada sejumlah bahan herbal yang bisa dimanfaatkan. Herbal tersebut bahkan sangat mudah didapatkan, dan tersedia di dapur kita masing-masing. Beberapa di antaranya adalah jahe, kunyit, binahong, sambiloto, sereh, daun salam dengan kandungan zat yang kaya antioksidan dan sebagiannya bersifat antiradang.
“Jahe juga memegang peranan penting bagi kesehatan otak dan menurunkan nyeri pada artritis,” paparnya dalam webinar tersebut sebagaimana ditulis di laman Unair News, Senin (30/8/2021).
Herbal atau rempah lain yang tersedia di dapur misalnya kunyit yang sangat baik untuk membantu menjaga kesehatan. Menurut Prof Mangestuti, kunyit bisa bermanfaat untuk menunjang fungsi sistem imun, membantu mendapatkan kesehatan sistem kardiovaskuler, memberikan perlindungan sebagai antioksidan, memperbaiki kesehatan otak, dan melindungi dari Alzheimer.
Manfaat sehat bumbu dapur
Manfaat sehat bumbu dapur lain yang tak kalah berkhasiat adalah bawang merah, bawang putih, ketumbar, pala, jinten hitam, lada hitam, kayu manis, dan masih banyak rempah lainnya juga bermanfaat bagi kesehatan. Hebatnya, menurut Prof. Mangestuti, sifat antioksidan yang dimiliki hampir semua rempah dapat menjaga tubuh dari radikal bebas.
Lebih lanjut, ia mengatakan, “di Kabupaten Sumba Timur, terdapat rempah herbal yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan, yaitu Moringa oleifera atau kelor. Untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, ada tanaman Morinda citrifolia atau noni,” ujar Prof. Mangestuti.
Daun kelor saat ini mulai banyak dibudidayakan para pengembang tanaman berkhasiat obat atau herbal. Daun kelor kaya dengan kandungan beta-carotene, vitamin C, vitamin E, dan polifenol menjadikannya sebagai sumber alami antioksidan. Itu mengaoa, kelor antara lain, sering dimanfaatkan untuk mengatasi masalah malnutrisi di negara lain seperti Afrika.
- Klik: Peluang Usaha Resseler Produk Kecantikan Korea Modal Kecil, Untung Besar, Daftar Gratis! Klik tautan berikut ini https://revival.id/signup?VTZEQ1lHNDQ=)
- Info Produk WA I 081514199270
Riset tentang daun kelor
Penelitian terhadap khasiat daun kelor menyebutkan bahwa kelor memiliki sifat anti radang. Anti-cancer, hepatoprotective (pelindung organ hati), dan neuroprotective (pelindung syaraf).
Prof. Mangestuti menjelaskan, untuk mendapatkan manfaat sehat daun kelor, masyarakat bisa menjadikannya sebagai bahan untuk sayur bening, sayur asam, atau dengan memanfaatkan daunnya yang dikeringkan untuk diseduh sebagai teh.
Selain kelor juga ada buah noni atau mengkudu, yang berkhasiat sebagai penjaga kesehatan. Disebutkan dalam banyak penelitian, noni dikatakan bersifat antioksidan, anti radang, anti viral (virus), anti fungi (jamur), penyembuh luka, dan dapat mengurangi nyeri (analgesic).
Begitu banyaknya tanaman kerkhasiat obat yang dapat ditemukan di Indonesia, mestinya membuat kita lebih mudah untuk menjaga kesehatan, bahkans sejak sedini mungkin. Manfatkan bahan-bahan rempah dari dapur untuk menjaga kesehatan. Baik sebagai bumbu dapur maupun sebagai seduhan supplement alami, dengan khasiat obat. Tentunya, sebelum menggunakan perlu berkonsultasi dengan ahlinya. (SA)