Sehabis berpuasa sebulan penuh, biasanya kita akan lupa diri di hari Lebaran. Beraneka sajian lezat langsung disantap. Jika tak dikontrol, bukannya mengundang maaf dan berkah, justru penyakit yang datang.
Sehatalami.co ~ Hari raya Idul Fitri alias Lebaran 1443 H, telah tiba. Hari Lebaran atau Idul Fitri selain merupakan perayaan kemenangan atas keberhasilan menjalani puasa di bulan Ramadhan, identik dengan silaturahmi dan makan-makan.
Nikmatnya potongan ketupat dan opor ayam, kue-kue kering yang menggoda untuk segera disantap, serta deretan gelas berisi minuman manis dan segar menunggu untuk diminum. Nikmatnya kadang selalu menggoga selera.
Beragam hidangan Lebaran memang terasa sangat lezat apalagi setelah kita berpuasa selama satu bulan. Namun, seyogyanya hal itu tidak menjadi ajang untuk ‘balas dendam’ dengan menyantap habis-habisan berbagai makanan tersebut.
Sangat penting untuk tetap mengendalikan diri agar esensi puasa tetap melekat pada diri sekaligus menjaga tubuh tetap bugar dan sehat.
Jajanan Lebaran yang Tak Terkontrol Mengundang Sakit
Lebaran tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita memang tidak banyak saling berkunjung, lantaran harus menjalani protokol kesehatan, menjaga jarak, dan ada larangan mudik, namun hidangan di dalam rumah sendiri jadi utuh. Justeru kita sendirilah yang akhirnya tergoda untuk “ngemil” tiada henti.
Sajian Lebaran umumnya memang jauh dari kriteria menu seimbang. Jenis makanan yang tersedia biasanya tinggi lemak, gula, dan garam. Opor ayam, rendang, sambal goreng, dan ketupat adalah menu wajib yang hampir selalu terhidang saat Lebaran.
Tidak ketinggalan aneka kue khas Lebaran yang menggoda seperti nastar, kastengel, dan lapis legit, serta minuman manis seperti sirup.
Terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak atau berminyak akan membuat pencernaan bekerja kurang baik. Selama satu bulan berpuasa, tubuh mengalami detoksifikasi secara alami.
Setelah organ pencernaan kita diistirahatkan selama 30 hari, tubuh memerlukan waktu penyesuaian kembali. Proses adaptasi ini tentu harus dilakukan secara bertahap dengan berangsur-angsur mengubah pola dan porsi makan.
Porsi makan yang terlalu banyak dan mendadak akan berefek buruk bagi tubuh. Alih-alih menikmati hidangan Lebaran dan merayakan kemenangan berpuasa, justru penyakit yang datang.
Bahaya penyakit yang biasa datang usai Lebaran
Gejala penyakit pasca Lebaran umumnya baru terasa setelah tiga hingga satu minggu setelah Lebaran. Biasanya klinik dan rumah sakit kebanjiran pasien korban pesta Lebaran dengan berbagai keluhan. Berikut penyakit-penyakit usai Lebaran yang perlu diwaspadai:
1. Berat badan naik
Sajian Lebaran yang tinggi lemak dan gula jika dikonsumsi berlebihan akan membuat lingkar pinggang melar dan berat badan melonjak melebihi berat badan sebelum berpuasa. Pastikan untuk selalu mengkonsumsi menu seimbang dan mengurangi porsi makan.
NO: Makanan berkalori dan berlemak tinggi, misalnya rendang daging, opor ayam, sambal goreng hati, kue-kue manis, dan cokelat.
Yes: Makanan tinggi serat, seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Diabetes
Hidangan serba manis seperti aneka kue kering, manisan, serta minuman segar sangat sulit untuk dihindari saat Lebaran. Akibatnya, kadar gula darah akan meningkat drastis, terutama bagi penderita diabetes.
Kurangi konsumsi makanan manis, agar kadar gula darah terkontrol. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks karena karbohidrat ini dicerna dan diserap secara perlahan oleh tubuh, sehingga kadar gula darah naik secara bertahap. Karbohidrat kompleks juga mengandung banyak serat dan vitamin.
NO: Makanan dan minuman manis, seperti cake, manisan kolang-kaling, kue kering berlapis gula, sirup, soft drink, serta ketupat.
YES: Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti beras merah, oats, roti whole wheat, serta buah dan sayuran segar.
3. Hipertensi, stroke, dan serangan jantung
Konsumsi makanan asin dan berlemak sulit dihindari saat merayakan Lebaran. Ini akan memicu melonjaknya tekanan darah dan kadar kolesterol, terutama bagi orang yang sudah menderita hipertensi.
Melonjaknya tekanan darah bisa memicu stroke. Sedangkan konsumsi makanan berlemak akan meningkatkan kadar kolesterol yang dapat menyumbat pembuluh darah dan mengakibatkan serangan jantung.
NO:
- Makanan berkadar garam tinggi, seperti telur asin, ikan asin, dendeng, ikan kalengan, asinan, dan acar. Juga bumbu yang mengandung natrium/garam, misalnya kecap, terasi, saus tomat, petis, tauco, dan vetsin (MSG).
- Makanan yang terlalu manis, seperti cake, pie, manisan, dan sirup.
- Makanan tinggi lemak dan kolesterol, contohnya daging kambing, jeroan, otak, kuning telur, sosis, gorengan, santan kental, dan keju.
- Makanan yang menimbulkan gas atau alkohol, seperti ubi, singkong, tape, kol, sawi, lobak, durian, dan nangka matang.
- Bumbu yang merangsang, misalnya cabai rawit, lada, dan merica.
- Kopi, teh kental, minuman bersoda dan beralkohol.
YES:
- Makanan yang diolah dengan sedikit garam.
- Makanan tinggi serat, seperti beras merah, oats, roti whole wheat.
- Makanan sumber protein sehat, contohnya ikan, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, kacang-kacangan, susu kedelai, dan yogurt.
- Sayuran dan buah-buahan.
- Makanan yang mudah dicerna dan biasakan makan dalam porsi kecil.
4. Nyeri sendi
Hidangan serba daging, jeroan, kaldu, emping dan kacang goreng akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang kemudian akan membentuk timbunan kristal garam urat di persendian. Akibatnya terjadi peradangan, nyeri dan bengkak pada persendian maupun nyeri di bagian tubuh yang lain seperti otot paha dan betis. Asam urat terbentuk dari makanan yang banyak mengandung purin.
NO: Makanan dengan kadar purin tinggi, misalnya otak, hati, jantung, usus, limpa, paru-paru, otak, sardin, kerang, kaldu, bebek, emping dan kacang goreng.Hindari minuman beralkohol (termasuk tape, brem, dan durian).
YES: Makanan yang rendah kadar purinnya, terutama buah dan sayur (kecuali daun singkong, kangkung, bayam, daun dan biji melinjo). Perbanyak minum air putih untuk mengeluarkan asam urat lewat urine.
4. Diare & sakit maag
Diare muncul akibat pola makan ‘balas dendam’ yang tidak terkontrol saat menikmati jamuan Lebaran. Semua makanan dipaksa masuk ke dalam perut dalam porsi besar. Organ pencernaan memerlukan waktu untuk kembali beradaptasi terhadap perubahan pola dan porsi makan dari kondisi puasa ke normal.
Sehingga belum siap untuk menerima dan mencerna makanan dan minuman yang masuk dalam jumlah banyak. Akibatnya, makanan tidak tercerna dengan baik dan memicu diare.
NO: Makan berlebihan dengan porsi besar. Bagi penderita maag, hindari makanan dan minuman yang terlalu asam dan pedas yang akan memicu produksi asam lemak.
YES: Makan dengan porsi kecil. Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi akibat diare.
5. Batuk & radang tenggorokan
Aktivitas mempersiapkan Lebaran, mudik, bersilaturahmi mengunjungi kerabat, membuat Anda kurang beristirahat. Akibatnya daya tahan tubuh menurun sehingga kondisi fisik menjadi lemah dan mudah terserang infeksi.
Gejalanya berupa batuk, pilek, demam, serta pegal di seluruh badan. Seringkali juga mengalami radang tenggorokan karena banyak mengkonsumsi makanan dan minuman dingin serta gorengan.
NO: Makanan dan minuman dingin, seperti es krim, es buah, sirup, dan puding. Juga aneka gorengan, seperti ayam dan kentang goreng.
YES: Perbanyak minum air putih dan mengkonsumsi suplemen vitamin B dan C untuk menjaga daya tahan tubuh.
6. Sariawan & konstipasi
Makanan berserat yang kaya vitamin dan mineral seperti sayur dan buah segar justru menjadi langka saat Lebaran. Seringkali memang agak sulit mendapatkan sayuran segar karena para pedagang pasar tradisional dan tukang sayur keliling juga sedang berlebaran di kampung masing-masing.
Akibatnya, jenis makanan yang tersedia di rumah adalah yang bisa disimpan dalam waktu lama dan yang dihangatkan berulang kali. Padahal proses pemanasan berulang akan merusak vitamin yang terkandung dalam makanan.
Kekurangan asupan vitamin, mineral, dan serat menyebabkan panas dalam, bibir pecah-pecah, sariawan, gusi berdarah, kulit kering, dan konstipasi (sembelit). Untuk itu, sebaiknya Anda memasok buah-buahan serta sayuran segar dalam lemari es sebagai persediaan.
NO: Makanan berlemak, pedas, dan kurang serat.
YES: Sayuran dan buah-buahan. (SA)