- Secara fisiologis, menurunnya fungsi otak mencakup menurunnya daya ingat dan kecerdasan dasar, yang berkaitan dengan fungsi belahan otak kanan.
- Dengan bertambahnya usia, laju penurunan fungsi otak kanan lebih cepat daripada otak kiri, karena otak kanan biasanya kurang sering difungsikan. Lalu bagaimana cara menghindari “penyakit lupa” ini?
Sehatalami.co ~ Coba bayangkan otak kita sebagai komputer, yang menyimpan banyak ingatan berupa macam-macam file data. Ketika usia kita bertambah, makin banyak file di dalam otak kita, sehingga macam-macam file tersebut semakin padat dan sesak.
Karena itu, ketika kita berusaha mengerahkan ingatan kita untuk mencari salah satu atau sejumlah file, butuh waktu lebih lama. Ada orang yang akhirnya dapat menemukan kembali file yang sudah lama tersimpan, tapi tak sedikit yang tidak berhasil, alias … lupa.
Menurut Prof. Denise Park, Direktur Center for Ageing and Cognition, Michigan University, AS, lupa pada tahapan ini masih tergolong lupa yang lumrah (benign forgetfulness). Namun, sikap cuek terhadap kejadian kelupaan ini justru yang mengkhawatirkan, karena dapat memupuk kemunduran daya ingat.
Dibanding lansia, anak muda umumnya cenderung mengabaikan “hilangnya” sebagian daya ingat. Padahal, laju kemunduran daya ingatnya pada saat itu ―jika dibiarkan― bisa menyamai lansia (usia 60 – 70 tahun).
Penurunan daya ingat yang wajar, baru terjadi pada usia pertengahan. Diperkirakan hanya 39 persen penduduk berusia 50 – 59 tahun menjadi pelupa. Keadaan tersebut meningkat menjadi 85 persen di antara penduduk usia 80 tahun.
Hal ini terjadi akibat proses menua dari sel-sel otak yang berhubungan dengan kemampuan mengingat (memori). Penurunan daya ingat umumnya mencakup kemampuan mengingat nama, kecepatan mengingat kembali informasi yang telah tersimpan, dan kecepatan mempelajari hal-hal baru.
Demikian penjelasan dr. Martina Wiwie Nasrun, staf pengajar Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, Subbag Psikogeriatri, dalam makalahnya untuk seminar Asosiasi Psikogeriatri Indonesia.
Secara fisiologis, menurunnya fungsi otak mencakup menurunnya daya ingat dan kecerdasan dasar, yang berkaitan dengan fungsi belahan otak kanan. Dengan bertambahnya usia, laju penurunan fungsi otak kanan lebih cepat daripada otak kiri, karena otak kanan biasanya kurang sering difungsikan. Nah, bagaimana cara mengaktifkan otak kanan, agar kita tidak termasuk dalam kelompok penderita “penyakit lupa”?
1. Hirup aroma tertentu
Jika kita khawatir akan lupa membeli sesuatu, cobalah mengingat barang-barang tersebut sambil menghirup biang aroma tertentu yang khas, misalnya parfum. Lalu semprotkan parfum di saputangan yang bisa kita hirup ketika tengah berada di pasar swalayan.
Cara ini membuat kita lebih mudah mengingat kembali sekumpulan informasi yang telah kita rekam, dalam hal ini daftar barang-barang yang harus dibeli. Saraf pusat pengingat dan saraf pusat pembau letaknya bertetangga di dalam otak kita.
Kesimpulan sejumlah hasil riset menyebutkan menghafal disertai adanya aroma tertentu memudahkan kita menggali kembali ingatan tersebut ketika kita membaui aroma yang sama.
2. Lakukan meditasi dan relaksasi
Melakukan meditasi dan relaksasi secara teratur meningkatkan kekuatan daya pikir, melatih kemampuan memusatkan perhatian dan mengacuhkan godaan, sehingga kita menjadi lebih tanggap.
Mampu mengendalikan pikiran yang berkeliaran, kemudian “menguncinya” pada satu perhatian utama, membuat kita mudah belajar dan mengingat. Dalam hasil penelitian terhadap para pelajar disebutkan mereka yang bermeditasi teratur ―dengan berlatih memusatkan pikiran― seluruhnya lulus ujian, karena kemampuan mereka berkonsentrasi semakin meningkat dan rasa was-was terhadap ujian terkikis. (bersambung)