Tahukah Anda bahwa terapi musik itu sendiri adalah terapi berbasis bukti? Yuk mari kita teruskan membaca artikel ini, untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara kerja dari terapi musik ini.
Sehatalami.co ~ Pernahkah Anda melakukan bisnis sehari-hari, ketika tiba-tiba Anda mendengar lagu yang membawa Anda kembali ke waktu yang signifikan dalam hidup Anda? Mungkin musik membuat Anda merasa lebih tenang. Atau bahagia. Atau, membuat Anda bersemangat dan lalu berkata dalam hati, “mari kita hadapi saja masalah ini” atau benar-benar membuat Anda justru menjadi sedih.
Berangkat dari pengalaman ini, rasanya kita semua pernah mengalami atau memiliki pengalaman pribadi bahwa musik benar-benar memmiliki kekuatan, baik untuk menyembuhkan, menguatkan atau sebeliknya. Membawa kita pada pengalaman hidup signifikan dalam hidup kita.
Namun, tahukah Anda bahwa terapi musik itu sendiri adalah terapi berbasis bukti? Yuk mari kita teruskan membaca artikel ini, untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara kerja dari terapi musik ini.
Apa itu Terapi Musik dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Bruscia (1991) mendefinisikan terapi musik sebagai “proses interpersonal di mana terapis menggunakan musik dan semua aspeknya untuk membantu pasien meningkatkan, memulihkan, atau menjaga kesehatan” (Maratos, Gold, Wang & Crawford, 2008).
Tidak lama kemudian, pada tahun 1998, Bruscia menyarankan definisi alternatif lain dari terapi musik sebagai ‘proses intervensi sistematis dimana terapis membantu klien untuk meningkatkan kesehatan, menggunakan pengalaman musik dan hubungan yang berkembang dalam diri mereka sebagai kekuatan perubahan yang dinamis’ (Geretsegger , Elefant, Mössler & Gold, 2014).
Apakah terapi musik hanya terdiri dari musik yang digunakan secara terapeutik? Seperti yang ditunjukkan oleh definisi Bruscia, terapi musik jauh lebih kompleks. Namun tidak seharusnya membuat kita bingung dengan istilah musik sebagai terapi atau musik sebagai ‘obat’ – sebagai alat untuk melakukan intervensi penyembuhan yang disampaikan oleh para profesional medis atau kesehatan (Bradt & Dileo, 2010). (bersambung).