Banyak ritual mencuci tangan yang dilakukan tersebut belum sempurna sehingga tetap membuka risiko tubuh terserang kuman.
Sehatalami.co ~ Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir cukup efektif untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). Itu mengapa banyak negara menjadikan cusi tangan dengan sabun di air mengalir sebagai salah satu protokol wajib untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yuriant, menyarankan kepada masyarakat untuk menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun di banyak tempat yang sering dikunjungi orang.
Pertanyaannya, apakah cara mencuci tangan Anda benar? Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), memandang banyak dari kita mungkin merasa sudah mencuci tangan dengan tepat.
Padahal, jika dievaluasi atau dilihat lagi dengan seksama, proses mencuci tangan yang dilakukan tersebut belum sempurna sehingga tetap membuka risiko tubuh terserang kuman.
Berikut ini beberapa kesalahan dalam mencuci tangan menurut dr. Pras agar bisa kita perbaiki, sehingga efektif dalam mencegah infeksi Covid-19. Beberapa di antaranya, ialah:
1. Terlalu terburu-buru
Proses mencuci tangan yang benar sebaiknya tidak terburu-buru. Mencuci tangan yang benar sebaiknya dilakukan minimal selama 20 detik. Durasi itu penting diperhatikan karena sabun membutuhkan waktu untuk mengangkat kuman-kuman di tangan untuk dibuang bersama aliran air. Selain itu, mencuci tangan selama 20 detik juga diperlukan agar sabun bisa mengingat molekul air dan minyak secara bersamaan dengan maksimal.
2. Tidak membilas sela-sela jari
Mencuci tangan yang baik dan benar, selain menggunakan sabun dan air mengalir juga harus dilakukan secara seksama, setidaknya selama 20 menit dan membasuh keseluruhan tangan hingga ke sela-sela jari-jemari. Banyak masyarakat yang masih mencuci tangan hanya mengusap dan memberi sabun di area telapak tangan.
“Padahal kuman masih ada di sela-sela jari dan di balik kuku. Jadi bagian ini jangan sampai terlewat,” kata dr. Pras sebagaimana dikutip dari laman harian Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
3. Usai cuci tangan tidak mengeringkant tangan
Dr. dr. Pras menyampaikan, banyak dari kita sudah mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, tapi kurang tepat dalam pengeringannya. Beberapa orang masih terlihat hanya mengibaskan tangan untuk menghilangkan air.
Padahal sebaiknya proses pengeringan tangan mesti dilakukan setelah mencuci tangan, misalnya dengan memakai tisu dan tidak dianjurkan menggunaan sapu tangan atau handuk untuk mengeringkan tangan, apalagi yang dimanfaatkan oleh banyak orang. Sapu tangan atau handuk yang digunakan berulang kali dan bergantian malah bisa menjadi media penyaluran kuman penyebab penyakit.
4. Menutup keran air dengan tangan
Menurut dr. Pras, menutup keran air manual dengan tangan setelah mencuci tangan tidak dianjurkan, kerena keran air tersebut bisa saja sudah terkontaminasi kuman saat kita menyentuhnya di awal. Dengan begitu, lebih baik tutup keran dengan tisu yang baru digunakan untuk mengeringkan tangan.
5. Menyentuh wadah sabun yang digunakan orang lain
Jika sedang pergi ke tempat umum, dr. Pras menganjurkan siapa saja untuk bisa membawa sabun sendiri. Hal ini penting untuk mengantisipasi penggunaan sabun di wadah sabun isi ulang yang mungkin bisa disentuh juga oleh orang lain. Dia menjelaskan, tombol di wadah sabun bisa jadi media penularan kuman penyebab penyakit dari orang lain ke tubuh kita, maupun sebaliknya.
6. Menganggap air hangat lebih baik dari air dingin
Menurut dr. Pras, mencuci tangan dengan air dingin maupun air hangat bisa sama-sama ampuh membunuh kuman asal dilakukan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
7. Mencuci tangan hanya saat ke kamar mandi
Aktivitas mencuci tangan alangkah baiknya tidak hanya dilakukan setelah dari kamar kecil. Rajinlah mencuci tangan, terutama setelah melakukan aktivitas yang berpotensi membawa kuman. Sebagai contoh, pergi ke ATM, membeli keperluan di swalayan, dan memegang barang yang tidak diketahui kebersihannya. Kebiasaan ini mencuci tangan ini mungkin akan baik tetap dilakukan meski pandemi virus corona telah berakhir, nantinya. (SA)