Ya, nyamuk memang salah satu “musuh bebuyutan” kita, manusia. Meski tubuhnya sangat kecil, kehadirannya cukup mengganggu. Tak hanya suara ngiii..ing, yang berputar-putar di dekat telinga, yang membuat kita tak bisa tidur, tapi juga bentol-bentol dan sensasi gatal yang ditinggalkannya setelah menghisap darah kita, benar-benar membuat badan jadi tak nyaman.
Risiko Gigitan si Nyamuk
Tapi, sebenarnya, ‘masalah’ nyamuk tak hanya berhenti pada badan yang gatal-gatal. Pada beberapa orang, gigitan nyamuk bahkan bisa memunculkan reaksi alergi yang cukup parah. Ada beberapa penyakit yang cukup berbahaya – dan bahkan mengancam jiwa – yang disebarkan oleh nyamuk.
Di Amerika misalnya, di tahun 1999 untuk pertama kalinya muncul virus West Nile, yang juga disebabkan karena gigitan nyamuk. Di tahun itu, di New York, dilaporkan ada 62 kasus dan tujuh kasus menyebabkan kematian. Dan kasus ini terus bertambah, bahkan menurut laporan dari Center for Disease Control, ada 1356 kasus virus West Nile ini di seluruh Amerika Serikat pada tahun 2008, dan menyebabkan 44 kematian. Sementara di Indonesia sendiri, kita mengenal demam berdarah dengue dan juga malaria, sebagai dua penyakit yang disebarkan oleh nyamuk. Dan kedua penyakit ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, yang juga disebabkan karena virus – yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti – berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 menduduki peringkat ke-2 setelah Brazil, dan angka kematiannya mencapai 1.125 kasus, yang merupakan angka kematian tertinggi akibat DBD se-Asia Tenggara.
Pengusir Nyamuk yang Alami, Adakah?
Memang, untuk mengusir serbuan nyamuk, sekarang sudah banyak produk tersedia. Dari yang model dibakar, disemprot, dioleskan sebagai lotion, bahkan yang elektrik. Tapi, untuk Lia – dan mungkin juga Anda – obat pengusir nyamuk dengan bahan-bahan kimia itu mungkin bukan ‘pilihan’ Anda.
“Saya punya anak masih kecil di rumah. Takut ah kalau pakai obat nyamuk yang pakai bahan kimia. Takut pengaruh ke kesehatan anak saya, juga saya dan suami saya,” cerita Lia, jujur.
Jika Anda seperti Lia – yang tak ingin ‘mencemari’ tubuh dengan bahan kimia pengusir nyamuk, tapi juga tak ingin diserang nyamuk – beberapa cara alami berikut ini mungkin bisa Anda coba:
- Jangan jadi ‘magnet’ nyamuk
Joe Conlon, PhD, dari American Mosquito Control Association, mengatakan telah banyak penelitian dilakukan untuk mengetahu komponen atau bebauan seperti apa yang menarik perhatian nyamuk. Menurut Conlon, nyamuk bisa membaui ‘target makan malam’-nya, bahkan dari jarak 50 m. “Nyamuk tertarik pada karbondioksida, begitu juga gerakan dan panas,” kata Conlon.
Selain itu, nyamuk menarget orang yang tubuhnya memproduksi asam dalam jumlah besar. Demikian dijelaskan John Edman, PhD, seorang entomologis dari Entomological Society of America.
Karenanya, Conlon menyarankan, jika Anda hendak melakukan kegiatan luar di malam hari, sebaiknya hindari aktivitas yang membuat Anda ‘tercium’ oleh nyamuk sebelumnya. Ini alasannya, “Misalnya Anda berlari mengelilingi lapangan, gerakan yang Anda lakukan menarik perhatian nyamuk, yang mulai mendekat. Ketika Anda selesai berlari, aroma karbondioksida yang keluar dari napas Anda, akan membuat nyamuk semakin mendekat, begitu juga asam laktat di keringat Anda, dan akhirnya….mendaratlah nyamuk di tubuh Anda,” jelas Conlon.
- Hindari makanan yang banyak mengandung garam atau potasium
Jika Anda baru saja mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam atau potasium, tubuh Anda akan memproduksi asam laktat lebih banyak. Asam laktat adalah salah satu “penarik perhatian” nyamuk, dan bahkan nyamuk bisa mendeteksi aroma asam laktat ini, bahkan dari jarak jauh.
Jika Anda mau, Anda boleh juga mengkonsumsi banyak bawang putih sebelum beraktivitas di luar, misalnya berkemah. Karena aroma bawang putih itu akan keluar dari pori-pori tubuh Anda, dan nyamuk tak suka aroma bawang putih itu.
- Gunakan minyak alami
Beberapa jenis minyak alami, telah terbukti mampu mengusir nyamuk. Beberapa di antaranya adalah minyak lemon eucalyptus, citronella, minyak kayu manis (cinnamon), minyak biji jarak (castor), rosemary, lemongrass, minyak pinus (cedar), minyak cengkeh (clove), geranium dan peppermint.
- Hindari Wewangian yang Beraroma Buah atau Bunga
Jika tubuh Anda berbau seperti bunga atau buah, kemungkinan besar itu juga menarik perhatian nyamuk, juga serangga lain di sekitar Anda, karena mereka mungkin bingung dan mengira Anda juga adalah tanaman.
Wewangian itu termasuk pasrfum, body lotion, sampo, sabun, atau bahkan krim tabir surya. Jadi, jika Anda berencana melakukan kegiatan luar ruang, agar tak diserbu nyamuk, sebaiknya gunakan sabun atau shampo yang tidak beraroma buah dan bunga.
- Hindari Air Menggenang di Sekitar Rumah
Pastikan, tidak ada air tergenang di sekitar Anda. Karena air yang menggenang adalah tempat bertelur yang disukai nyamuk. Karena itu, jangan biarkan benda-benda seperti kaleng, mangkuk, atau botol berserakan di luar rumah Anda, yang memungkinkan benda-benda itu menampung air, dari air hujan, misalnya, yang kemudian berpotensi mengundang nyamuk untuk berkembang biak di sana.
- Tanam Herba ‘Pengusir’ Nyamuk di Sekitar Rumah
Anda bisa menanam beberapa herba yang dipercaya mengusir nyamuk berikut ini di sekitar rumah, atau bisa juga ditanam di dalam pot. Beberapa tanaman pengusir nyamuk itu antara lain: rosemary, marigold, sereh, dan bawang putih.