Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono mengatakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir perilaku bunuh diri karena depresi telah mencapai angka yang kritis. Secara global WHO menyebutkan lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik bunuh diri.
Prevalensi kasus bunuh diri
Tingkat prevalensi angka bunuh diri di negara berpenghasilan tinggi ternyata lebih tinggi dibandingkan di negara berpenghasilan rendah atau menengah (12,7% : 11,2% per 100.000 populasi). Contoh 3 negara terbesar akan kasus bunuh diri per 100.000 populasi yaitu diantaranya Guyana, Korea dan Sri Lanka.
”Tetapi di Indonesia sendiri belum ada angka prevalensi nasional. Menurut penelitian dikatakan bahwa angka bunuh diri di kota Jakarta pada tahun 1995-2004 mencapai 5,8/100.000 penduduk. Begitupun laporan dari WHO di tahun 2010 menyebutkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8% per 100.000 jiwa,” ucap dr. Anung.
Program pencegahan yang dapat dilakukan di lingkungan sektor kesehatan di antaranya meningkatan kapasitas petugas kesehatan dan kader dalam bentuk deteksi dini, intervensi krisis, dan manajemen gangguan jiwa. Mengembangan klinik sehat jiwa di Puskesmas, pelatihan kader, serta pengembangan Posyandu Lansia Plus. (SA)
Sumber: www.depkes.go.id