“Perbedaannya, jadi kalau dulu mungkin bisa empat puluh banding satu, tetapi sekarang bisa empat ratus banding satu. Itu secara mudah dapat kita lihat dari annual reportnya. Kalau kita tebak dari annual report, gaji direkasi atau gaji seorang direktur berapa dibandingkan dengan UMR. Misalnya, easly you can do, kalau net-basis upah minimum regional (UMR) di Rp 2, 5 juta. Mungkin seseorang eksekutif di Indonesia bisa mendapatkan Rp 250 juta per bulan,” ujar Sylvano.
Seperti pernah dilaporkan oleh vivanews.com, jika ditelusuri, tak bisa dipungkiri gaji para direksi BUMN juga cukup mencengangkan. Misalnya, gaji bos Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina dan Telkom. Gaji mereka jauh lebih besar ketimbang gaji menteri yang menjadi atasan mereka, bahkan jika dibandingkan dengan gaji presiden Republik Indonesia sekalipun.
Contohnya saja, gaji direksi PT Telkom Indonesia. Seperti disebutkan dalam laporan keuangan Telkom tahun 2008, yang juga dipublikasikan melalui pasar modal, penghasilan direksi BUMN ini cukup mencengangkan. Selama satu tahun penghasilan orang nomor satu Telkom adalah Rp 7,53 miliar.
Jika dihitung rata-rata per bulan, gaji seorang Direktur Utama Telkom akan memperoleh penghasilan Rp 627,5 juta setiap bulannya. Direktur yang memperoleh gaji terbesar kedua Direktur Enterprise & Wholesale Telkom yang berada di kisaran angka Rp 7,49 miliar per tahun.
Penentu besaran reward
Mengapa pendapatan para kesekutif bisa sedemikian besar? Sylvano Damanik, kepada Inti Pesan mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi besaran executive reward atau executive compensation.
Sylvano menjelaskan, yang dimaksud dengan executive reward adalah keseluruhan atau apa saja yang diberikan atau diterima oleh para executive ( CEO, para direksi, dan satu level di bawah direksi ) atas peran strategisnya di dalam organisasi perusahaan, yang di dalamnya juga termasuk komponen gaji tahunan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besaran kompsensasi reward yang diterima oleh para eksekutif antara lain faktor industri, ukuran perusahaan, lokasi, tahun pengalaman, dan tingkat pendidikan ( kapasitas dan kompetensi individu).
Perusahaan global di negera maju, tentu memiliki besaran kompensasi reward yang berbeda dengan yang mampu negara berkembang berikan. Di negera maju, dengan sistem ekonomi yang sangat mapan, sistem perhitungan nilai kompensasi dan remunerasi eksekutif sudah sedemikian transparan. (bersambung).