Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan sakit maag. Namun biasanya, penyakit maag terjadi karena dua hal. Yaitu, gangguan fungsional kerja lambung yang tidak baik dan gangguan struktur anatomi.
Gangguan fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung, yang berkaitan dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan struktur anatomi, bisa berupa luka, erosi, atau bisa juga tumor.
Dalam berbagai literatur disebutkan, gaya hidup khususnya yang terkait pola makan tidak teratur dapat menimbulkan gejala sakit maag. Hal itu terjadi karena lambung memroduksi asam (asam lambung), untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur.
Asam lambung dalam jumlah seimbang, perlu untuk membantu pencernaan. Karena di saat tidur pun lambung tetap memroduksi asam walau tak ada makanan yang harus dicerna. Tapi, jika berlebihan bisa menimbulkan masalah. Produksi asam lambung biasanya meningkat saat tubuh memerlukan, yaitu ketika makan. Sebaliknya, pada saat tidak diperlukan, produksi asam lambung akan menurun kembali.
Itulah, mengapa makan tidak teratur kerap membuat lambung sulit beradaptasi. Dan jika berlangsung terus-menerus, akan terjadi kelebihan asam dan akan mengiritasi dinding mukosa lambung. Rasa perih dan mual pun muncul. Selain pola makan tidak teratur, penyakit maag bisa karena stres. Sistim syaraf di otak berhubungan dengan lambung, sehingga bila seseorang stres bisa menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan akan merangsang sel-sel di lambung, untuk memroduksi asam secara berlebihan.
Asam yang berlebihan membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan, bisa memicu perlukaan pada dinding lambung.
Faktor Pemicu Maag
Hal lain yang perlu diketahui adalah kenyataan bahwa penyakit maag organik bisa dipicu oleh obat-obatan. Terutama obat reumatik yang bersifat mengiritasi lambung, seperti Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS), antibiotik makrolides, metronidazole dan kortikosteroid.
Faktor pemicu lainnya adalah menelan terlalu banyak udara. Misalnya, mereka yang punya kebiasaan mengunyah secara salah (dengan mulut terbuka atau sambil berbicara). Atau, mereka yang senang menelan makanan tanpa dikunyah (biasanya konsistensi makanannya cair).
Selain itu, merokok, kafein (kopi), alkohol atau minuman yang dikarbonasi atau sistim pertahanan mukosa lambung sensitive, juga bisa menjadi pemicu terjadinya penyakit maag. Selain tentu, kebiasaan dan pola makan yang salah, sebab seperti diketahui pada individu tertentu ada jenis makanan tertentu, seperti yang terlalu pedas atau terlalu asam, dapat menimblkan iritasi pada lambung, yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit maag. (SA)