Kebiasaan kita sehari-hari juga bisa memicu timbulnya dispepsia. Contohnya makan sambil berbicara, kurang halus dalam mengunyah makanan, gemar merokok dan minum minuman berkafein, serta mengonsumsi makanan atau minuman beralkohol dan mengandung soda.
Sehatalami.co ~ Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “pencernaan yang buruk”. Secara umum, dispepsia digunakan sebagai istilah untuk mendefinisikan gangguan pada saluran pencernaan bagian atas dengan gejala mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh atau sebah), kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan atau “berisik”, hingga kentut-kentut. Gejala itu bisa akut, berulang, atau kronis.
Penyebab dispepsia cukup bervariasi. Mulai dari hal-hal yang bersifat psikis sampai kelainan serius seperti kanker lambung. Berdasarkan jenisnya, kalangan ahli menggolongkan dispepsia ke dalam kategori organik dan fungsional.
Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi tanpa adanya kelainan organ lambung, baik dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, hingga pemeriksaan penunjang lainnya seperti USG, endoskopi, Rontgen hingga CT Scan.
Penyebab dispepsia
Penyebabnya antara lain gangguan pergerakan saluran pencernaan (kerongkongan, lambung, dan usus halus bagian atas), gangguan irama listrik dari lambung, atau infeksi bakteri Helicobacter pylori. Sedangkan dispepsia organik adalah dispepsia yang disebabkan adanya kelainan struktur organ percernaan seperti luka atau pertumbuhan sel yang abnormal.
Kebiasaan kita sehari-hari juga bisa memicu timbulnya dispepsia. Contohnya makan sambil berbicara, kurang halus dalam mengunyah makanan, gemar merokok dan minum minuman berkafein, serta mengonsumsi makanan atau minuman beralkohol dan mengandung soda.
Bila Anda merasakan gejala yang tidak biasa di bagian perut, segera temui dokter. Jangan pernah sembarangan mengonsumsi obat-obatan, karena obat yang tidak tepat juga dapat memicu gangguan sistem pencernaan yang memicu timbulnya dispepsia. (SA)