Menteri Pariwisata Republik Indonesia (Menpar RI) Arief Yahya, menyatakan, Indonesia memang layak menang, karena untuk bisa duduk peringkat satu, Indonesia melewati perjalanan yang panjang.
Sehatalami.co ~ Diam-diam geliat destinasi wisata halal atau ramah muslim Indonesia terus bergerak. Belum lama ini Indonesia berhasil menduduki peringkat teratas Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 bersama dengan Malaysia dengan skor 78.
Peringkat tersebut dibuat terhadap 130 destinasi secara global, dari negara-negera Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) maupun non-OKI.
Berada di peringkat tiga, kemempat, dan kelima, berturut-turut diduduki oleh Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab. Sementara Qatar saat ini beradad di peringkat keenam), diikuti Maroko (peringkat tujuh), Bahrain (peringkat delapan), Oman (peringkat delapan), dan Brunei ( peringkat sepuluh).
Disebutkan, dalam laporan GMTI 2019 tersebut, Singapura berhasil mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata ramah Muslim di kalangan negara-negara non-OKI lainnya, diikuti Thailand, Inggris, Jepang, Taiwan, Afrika Selatan, Hong Kong, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, dan Filipina.
Ada Analisa penlialian terhadap sektor kesehatan
Dilansir dari laman harian Republika ( gayahidup.republika.co.id, 11/4/19), GMTI 2019 juga menganalisa kesehatan dan pertumbuhan berbagai destinasi wisata ramah Muslim sebagai kriteria penilaian strategis berdasarkan empat aspek lain. Yaitu, akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.
CEO CrescentRating dan HalalTrip, Fazal Bahardeen, mengungkapkan alasannya mengapa Indonesia bisa menduduki peringkat pertama. “Saya pikir karena edukasi soal persepsi halal yang masih salah kaprah di pelaku bisnis wisata dan juga evaluasi di area makanan halal,” ujar Fazal di acara peluncuran Mastercard-Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Selasa (9/4). (bersambung).