Apa sebenarnya gigi sensitif itu? Apakah jika gigi terasa ngilu saat makan, itu termasuk gigi sensitif? Lalu bagaimana penyembuhannya? Apakah setiap orang bisa terkena gigi sensitif?
Problem gigi sensitif memang sering terjadi pada banyak orang. Drg Diego Dimas, praktisi kesehatan gigi di Jakarta menjelaskan bahwa pada dasarnya semua orang bisa terkena gigi sensitif. Bahkan Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Drg Zaura Rini Anggraini, MDS menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki masalah dengan gigi sensistif.
“Rasa ngilu dan tidak nyaman tentu akan mengurangi kualitas hidup penderitanya. Apalagi sebagian besar penderitanya adalah mereka yang masih berusia produktif. JIka dibiarkan tentu bisa berdampak pada penurunan tingkat produktifitas kerja secara nasional. Sebab rasa ngilu yang ditimbulkan memang bisa mempengaruhi kinerja penderitanya”, tambah Zaura.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tahun 2010, disebutkan bahwa 65 persen masyarakat Indonesia memiliki gigi sensitif dan setengahnya tidak melakukan tindakan apapun untuk menanggulangi masalah ini. Disebutkan pula dalam penelitian tersebut, bahwa 6 persen penderita telah menggunakan pasta khusus gigi sensitif dan 19 persen sudah memeriksakan diri ke dokter gigi. Dan mayoritas atau 68 persen penderita gigi sensitif berusia 25 hingga 54 tahun atau dalam masa usia produktif.
Penyebab Gigi Sensitif
Menurut Dr. Diego Dimas gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentine hypersensitive akibat menipisnya enamel, penurunan gusi dan terbukanya dentin (sebuah lapisan di bawah enamel). Dokter Drg. Diego Dimas, mengatakan tujuh dari sepuluh pasien yang datang ke klinik tempat ia berpaktik mengalami gigi sensitif. “Mereka saya sarankan menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif dan akan lebih ideal bila cara mulai menyikat gigi dengan cara yang benar,” jelas dokter di InterDental Clinic, Iakarta ini.
Dari hasil penelitian para ahli di USA, sebanyak 50-90 persen penderita gisi sensitif disebabkan oleh tekanan besar atau berlebih pada saat menggosok gigi. Kebiasaan ini dapat membuat gusi mengalami iritasi atau gusi menurun dari leher gigi. Lama ke lamaan hal ini membuat akar gigi menjadi terbuka (resesi gingiva), leher gigi berlubang, dan lapisan email pun akan berkurang ketebalannya, sehingga bila minum air dingin, asam/manis atau bahkan tersentuh bulu sikat gigi pun akan terasa ngilu.
Penyeban lainnya adalah oral hygiene atau keadaan rongga mulut yang buruk, penumpukan plak atau karang gigi, yang merupakan ‘rumah’ tinggalnya berjuta-juta kuman dalam rongga mulut. Lambat laun karang gigi pun dapat mengiritasi gusi, sehingga gusi akan mudah berdarah, timbul pula bau mulut yang tidak segar.
Sedangkan ciri gigi sensitif menurut Drg Ratu Mirah Afifah, CC Clindent, MDSc ditandai dengan rasa ngilu yang tajam dan singkat saat menerima rangsangan dingin, panas atau asam dari makanan, minuman atau udara yang dingin. Biasanya hal itu terjadi akibat dentin gigi yang terbuka, sehingga rangsangan langsung diteruskan dari saluran dentin ke saraf gigi. Dentin merupakan lapisan kedua gigi yang seharusnya tertutup email.
“Perbedaan rasa ngilu gigi sensitif dengan ngilu biasa adalah waktu yang tajam dan singkat dan biasanya hilang saat rangsangan penyebab rasa ngilu dihilangkan. Sedangkan pada ngilu yang disebabkan oleh gigi berlubang rasa nyeri yang terjadi biasanya lebih lama dan apabila lubang gigi sudah mencapai rongga pulpa, biasanya rasa ngilu timbul spontan tanpa rangsangan dan dapat terjadi nyeri hebat berdenyut yang terus menerus,” ungkap Drg Ratu Mirah Afifah.
Menurutnya, seseorang bisa merasakan gigi sensitif jika mengalami rasa ngilu yang singkat dan hilang saat rangsangan hilang, tetapi untuk memastikan penyebab rasa ngilu dan penyebabnya, cara terbaik adalah dengan memeriksakan ke dokter gigi.