Dalam perspektif medis, marah bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Seperti racun sianida, reaksi kimia dalam tubuh yang terjadi karena marah bisa meracuni seluruh sistem jaringan tubuh.
Sehatalami.co ~ Setiap orang pasti pernah merasakan ingin marah. Sebagian di antaranya bisa mengendalikannya. Namun, tidak bagi sebagian yang lain. Situasi dan kondisi “menjengkelkan” yang sering kita alami atau menimpa kita, dituding sebagai biang keladi penyebab mengapa kita perlu marah. Situasi tidak sesuai antara harapan juga sering memicu orang untuk merah.
Iya, itu sangat normal. Manusiawi. Namun biasanya kita segera mendapatkan feed-back posisitif setelah pristiwa yang “menjengkelkan” yang kita alami. Selalu ada hikmah di balik suatu peristiwa. Meski begitu, ada satu hal yang perlu kita tahu.
Dalam perspektif medis, marah bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Seperti racun sianida, reaksi kimia dalam tubuh yang terjadi karena marah bisa meracuni seluruh sistem jaringan tubuh. Karena itu, jika kita ingin marah, cobalah untuk bersabar.
Menjadi lebih sabar memang tidak semudah membalikkan telapak tangan tapi bisa dilatih. Untuk menguatkan niat Anda, cobalah hitung manfaat maupun kerugian jika Anda marah. Percayalah, manfaat yang Anda peroleh jika Anda marah biasanya lebih sedikit.
Kiat untuk berhasil
Pertama, kenali hal-hal yang membuat Anda sulit untuk bersabar. Orang biasanya sulit untuk bersabar di saat stres, terburu-buru, atau lapar. Karena itu, segera atasi penyebabnya, misalnya relaksasi untuk mengatasi stres atau merencanakan waktu secara lebih efektif sehingga tidak perlu terburu-buru.
Kedua, Tingkatkan toleransi Anda. Setiap orang bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Jadi jangan marah jika pembantu rumah Anda bekerja secara lamban, karena kapasitasnya memang baru sampai di sana. Dengan melatihnya terus, mungkin ia dapat bekerja lebih baik.
Jika Anda biasanya merasa tidak sabar karena anak-anak belum siap berangkat sekolah pada pukul 06.30, cobalah menahan diri untuk tidak segera marah. Atur napas, hitung sampai 10, lalu afirmasikan bahwa keterlambatan mereka tidak akan mempengaruhi kehidupan Anda. Lebih baik lagi jika Anda memeriksa, karena siapa tahu anak Anda yang masih berusia 5 tahun kehilangan kaus kakinya. (SA).