Sebenarnya, pengobatan alternatif seperti apa yang bisa dipilih? Apa saja rambu-rambunya? Dan bagaimana cara memilihnya?
Sehatalami.co ~ Beberapa waktu yang lalu teman saya, sebut saja Rosada (30 tahun), mengatakan bahwa mencari pengobatan alternatif saat ini sangat sulit. “Bahkan rasanya jauh lebih sulit daripada memilih dokter,” tuturnya. Sudah berkali-kali ia survei pengobatan alternatif, tapi belum ada yang pas. “Jenisnya buaaanyak.. Saya tidak tahu mana yang resmi punya izin dan mana yang tidak,” tuturrnya.
Anda mungkin setuju dengan pendapat Rosada itu. Tidak bisa dipungkiri, jumlah pengobatan alternatif di Indonesia semakin banyak. Sebelas tahun yang lalu Depkes RI mencatat ada 280.000 tenaga ahli yang membuka praktik pengobatan alternatif di Indonesia (Warta Kesehatan Tradisional Depkes RI, Edisi 2 tahun 2006). Meskipun belum diketahui data pastinya, namun sekarang jumlahnya tentu lebih banyak lagi.
Bertambahnya jumlah pengobatan ini bagaikan dua sisi mata pedang. Di satu sisi menggembirakan karena berarti pengobatan alternatif mulai diakui masyarakat. Namun di sisi lain, sebagian pengobatan yang metode dan latar belakang pengobatnya “tidak jelas” juga banyak bermunculan. Bermacam-macam iklan sensasional pun dipasang demi menarik perhatian.
Sebenarnya, pengobatan alternatif seperti apa yang bisa dipilih? Apa saja rambu-rambunya? Dan bagaimana cara memilihnya?
Pengobatan alternatif, artinya..
Tidak dipungkiri, banyaknya jenis pengobatan alternatif membuat pengertiannya menjadi rancu. Departemen Kesehatan mendefinisikan pengobatan alternatif sama dengan pengobatan tradisional.
Menurut Ir Dunanty RK. Sianipar, MPH, Kepala Sub Direktorat Bina Upaya Kesehatan Tradisional Departemen Kesehatan (Depkes) pengobatan tradisional adalah cara pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan tersebut bisa dilakukan oleh ahli yang mendapatkan keterampilan dari lembaga formal atau kursus atau pelatihan, baik di dalam maupun di luar negeri. (bersambung).