Masuk angin? Sebenarnya, angin tidak benar-benar masuk ke dalam tubuh. Yang benar adalah, tiupan angin menyebabkan suhu tubuh menurun. Lalu, muncul gejala seperti pusing, meriang, pegal-pegal, perut kembung, batuk-pilek dan demam.
Sehatalami.co ~ Masuk angin. Dalam dunia kedoteran sebenarnya tidak mengenal istilah masuk angin. Namun, jika dilihat dari gejalanya, masuk angin adalah bagian dari gejala flu, khususnya yang sering terjadi pada pergantian musim (pancaroba). Karena kesamaan gejalanya ini, orang Eropa menyebutnya dengan istelah common cold, karena hampir sama dengan gejala masuk angin seperti pegal linu, perut kembung, batuk-pilek, pusing.
Dikutip dari medicalnewstoday.com, common cold ini biasanya memiliki beberapa tahap yang dapat dikenali. Mengetahui tahap-tahap ini dapat membantu seseorang menentukan apakah mereka terkena flu atau tidak. Mampu mengenali tahap flu juga dapat membantu orang tahu cara terbaik untuk mengobati gejala selama setiap tahap, dan berapa lama untuk menunggu pilek berlangsung.
Proses terjadinya masuk angin, berbeda dengan pengaruh hawa dingin yang mengenai seluruh tubuh, baik bagian belakang mau pun depan. Ini karena, saat suhu udara turun, temperatur tubuh ikut turun. Sementara paparan angin, umumnya hanya mengenai salah satu sisi badan, sehingga bagian itu saja yang turun suhunya.
Masuk angin akut lebih mudah dikenali, karena biasanya berujung pada gejala flu seperti bersin-bersin dan pilek. Bila masuk angin berlangsung terus-menerus, bisa menimbulkan rasa sakit kronis. Paling sering adalah nyeri leher dan pundak, gara-gara AC.
Masuk angin juga bisa menyebabkan perut kembung, karena di bagian belakang tubuh terdapat titik-titik saraf yang berhubungan dengan organ bagian dalam. Jika titik-titik itu kena rangsangan, organ dalam ikut kena.
Tak Cukup Kerokan
Karena dianggap sakit ringan dan biasa, penderita masuk angin biasanya tidak pergi ke dokter. Yang sering dilakukan saat masuk angin ialah kerokan, pijat, minum obat flu, atau minum jamu. Banyak yang percaya pada khasiat kerokan, hingga baru akan merasa sembuh jika telah dikerok. Sebagian lagi baru merasa sembuh setelah minum jamu.
Pada kasus yang lebih serius, masuk angin bisa menjadi gejala awal infeksi virus demam berdarah, bila disertai lesu berat dan gejala lainnya. Karena itu, masuk angin sebaiknya ditangani dengan baik. Bila perlu, segera periksakan diri ke dokter.
Masuk angin juga bisa merupakan gejala awal infeksi virus yang serius, seperti virus hepatitis atau virus demam berdarah. Kemungkinan hepatitisbisa menghilang atau berlanjut, tergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Maka, masuk angin sebaiknya jangan dianggap remeh.
Yang perlu diwaspadai adalah masuk angin yang disertai keringat besar, rasa nyeri atau rasa berat di dada, yang biasa disebut sebagai angin duduk. Kondisi ini bukan sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan sindrom serangan jantung koroner akut, yang bisa menimbulkan kematian dalam 15-30 menit sejak serangan pertama.
Karena itu, jika tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun. Termasuk berhubungan seks. Sebaiknya pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan gawat darurat jantung.
Kebanyakan orang Eropa mengatasi gejala flu (common cold), yang hampir sama dengan gejala masuk angin seperti pegal linu, perut kembung, batuk-pilek, pusing, sakit kepala, demam dan meriang, dengan menghirup sup panas, minum obat flu lalu tidur berselimut tebal. (SA)