Ketika orang sudah berhasil membebaskan diri dari emosi negatif, maka yang tertinggal adalah emosi positif, yang selanjutnya akan mendorong orang untuk berperilaku positif.
Sehatalami.co ~ Efek positif memberi maaf – baik pada orang lain maupun pada diri sendiri –diakui oleh Elizabeth Scott, MS, seorang konselor di bidang anger management. ”Proses memaafkan itu lebih berpengaruh terhadap diri sendiri dibandingkan untuk orang lain,” katanya.
Bahkan, Sidney B Simon EdD., seorang konsultan dan pengajar di University of Massachussetts mengatakan, “Jika Anda merasa malu untuk mengatakan ‘saya memaafkan kamu’, simpan saja kalimat itu di dalam hati, karena maaf tidak perlu ditawarkan secara langsung pada orang yang melukai Anda.”
Sementara, jika hubungan dengan orang itu penting untuk Anda dan Anda ingin mempertahankannya, Scott menyarankan untuk berbicara langsung dengan orang tersebut, sehingga dia pun bisa memahami apa kesalahannya terhadap Anda.
Tapi, jika Anda ingin memutuskan hubungan dengannya, atau situasinya tidak memungkinkan Anda untuk menyampaikannya secara langsung, Scott menyarankan untuk membuat tulisan tentang hal-hal yang ingin Anda maafkan, lalu membakarnya sampai habis. ”Proses membakar kertas sampai habis itu bisa membantu Anda melepaskan emosi negatif yang Ada miliki,” katanya.
Tingkatkan harga diri
Ketika orang sudah berhasil membebaskan diri dari emosi negatif, maka yang tertinggal adalah emosi positif, yang selanjutnya akan mendorong orang untuk berperilaku positif. ”Dengan perilaku positif, kita bisa mempengaruhi atau menginspirasi orang lain untuk hidup dengan nilai-nilai universal seperti perdamaian, toleransi, tanggung jawab, kejujuran, kerendahan hati, dan kasih sayang,” Rani mengungkapkan.
Tak hanya berguna bagi orang lain, efek dari emosi yang positif ini tentu juga menguntungkan diri kita sendiri. ”Orang yang memiliki tingkat toleransi rendah, dan sulit untuk memaafkan orang lain biasanya mempunyai penghargaan rendah terhadap diri sendiri,” kata Enright.
Orang-orang dengan karakter semacam ini cenderung mengalami kecemasan dan depresi. ”Tapi, jika orang ini mau belajar untuk bertoleransi dan memaafkan, harga diri mereka akan meningkat, kecemasan dan depresi pun akan hilang, ” tambahnya.
”Kita semua tahu, orang dengan harga diri yang tinggi cenderung bisa mencintai dirinya sendiri, dan merasa hidupnya begitu indah,” kata Enright. Kuncinya, ya itu tadi, meminta maaf dan memberi maaf, baik pada orang lain maupun pada diri sendiri. (SA)