Suara sangat menentukan saat kita bicara. Untuk bicara kita butuh pita suara, pengetahuan tentang tata bahasa, dan juga kosa kata. Tapi, ada satu cara ber-“bicara” yang bahkan tak butuh satu kata pun untuk diucapkan. Lalu, bagaimana memahaminya?
Sehatalamai.co ~ Jika Anda melihat seseorang dengan senyum lebar terkembang di wajahnya, dan mata yang berseri-seri, Anda pasti tahu ia sedang senang. Begitu juga ketika seseorang mengatupkan bibir dengan tulang pipi mengeras dan wajah tegang, memerah, Anda pasti bisa menduga ia sedang marah besar.
Memang, seperti yang diungkapkan oleh Tulus Tu’u dalam buku Dasar-Dasar Konseling, perubahan raut wajah adalah salah satu bahasa yang digunakan manusia untuk “bicara” tanpa kata. “Roman muka paling mudah mengungkapkan getaran emosi seseorang, karena terjadi secara spontan, “ kata Tulus.
Tapi, tak hanya ekspresi wajah yang bisa bicara tentang emosi dan isi hati seseorang. Postur tubuh, gerakan mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lain adalah beberapa sarana untuk melakukan komunikasi secara non verbal.
Komunikasi lewat perubahan postur dan gerakan-gerakan tubuh ini disebut bahasa tubuh (body language). Dan, sadar atau tidak, kita menggunakannya sehari-hari untuk mengugkapkan/mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita pada orang lain – menggantikan kata-kata.
Seperti yang dilakukan Donny dan teman-temannya. “Uh! Dosennya enggak pengertian deh. Mahasiswanya udah pada ngeliatin jam, tetap saja enggak sadar kalau jam kuliah seharusnya selesai dari tadi,” keluh Donny, mahasiswa semester awal di sebuah perguruan tinggi swasta.
Ya, ketika lawan bicara Anda berkali-kali melihat ke arah jam tangannya, seharusnya Anda sudah bisa menduga bahwa ia punya keperluan lain sehingga harus segera menghentikan pembicaraan dengan Anda. Atau, bisa jadi ia sudah bosan dengan apa yang Anda bicarakan. (bersambung).