Aneurisma yang kecil, kemungkinan tidak menimbulkan gejala,namun jika aneurisma membesar bisa menimbulkan tekanan pada saraf dan organ di sekitarnya. Misalnya, aneurisma di otak (brain aneurysm), dapat menyebabkan rasa kebas atau baal pada wajah. Dan rasa baal biasanya diabaikan.
Apakah ada gejala sebelum “balon” pecah di pembuluh darah otak? Ada, yaitu si penderita mendadak merasa nyeri kepala yang parah, gangguan penglihatan, mual, muntah, leher kaku, kelopak mata jatuh tanpa sadar, kejang. Jika “balon” pecah, maka terjadi perdarahan di otak dengan gejala menyerupai stroke.
Aneurisma di aorta (pembuluh darah besar di perut dan dada, aortic aneurysm) juga jarang sekali menampakkan gejala. Biasanya hanya berupa rasa tertusuk di daerah perut, nyeri perut melebar menjadi nyeri punggung. Jika aneurisma tumbuh besar, maka akan terjadi penekanan pada tulang belakang atau organ di dada. Akibatnya penderita akan batuk, suara hilang, sesak napas, sulit menelan.
Aneurisma juga bisa terjadi pada tungkai kaki (peripheral aneurysm) dengan gejala pembesaran pembuluh darah arteri di kaki.
Penyebab Aneurisma
Penyebab aneurisma adalah adanya titik lemah pada dinding pembuluh darah arteri. Ini bisa terjadi sejak lahir (artinya aneurisma bawaan lahir), atau akibat tekanan darah tinggi (hipertensi), arteriosklerosis (adanya penumpukan kolesterol, fibrin, trombosit dll. pada dinding pembuluh darah), dan peradangan dinding pembuluh darah (vaskulitis).