Waktu yang dibutuhkan dalam regenerasi dari lapisan bawah menuju lapisan paling atas yang dinamakan stratum corneum (kulit ari) sekitar 3-4 minggu. “Pada beberapa penyakit seperti psoriasis, regenerasi berlangsung sangat cepat, sehingga lapisan kulit cepat menebal,” tambah dr. Simon.
Pada epidermis, kadar protein lebih banyak dibanding dermis atau subkutan. “Kulit mengandung protein, lemak, karbohidrat, serta unsur-unsur mineral,” ujar dr Sondang.
Di bawah epidermis, terdapat lapisan dermis. Pada lapisan ini terdapat serabut saraf dan pembuluh darah. Lapisan ini merupakan jaringan pendukung kolagen dan serat elastin yang memberi kekenyalan pada kulit. Dermis juga berfungsi sebagai penyuplai makanan epidermis. Yang paling dalam adalah lapisan lemak subkutan. “Lemak dalam subkutan berfungsi agar kulit tampil lebih soft,” ujar dr. Sondang.
Penuaan dan Radikal Bebas
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi kulit melambat. Produksi kolagen juga berkurang. Akibatnya, kulit kering dan elastisitasnya berkurang. “Keriput tidak bisa dihindari. Cuma, ada yang berlangsung cepat yang disebut penuaan dini,” ujar dr. Sondang.
Penuaan dini merupakan proses penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya. Menurut dr. Simon, usia kulit terjadi dalam 2 proses: kronologis dan karena faktor lingkungan. Penuaan secara kronologis adalah penuaan alamiah yang ditunjukkan dengan perubahan struktur, fungsi dan metabolisme kulit yang berlangsung sesuai dengan bertambahnya usia. Sedangkan penuaan karena faktor lingkungan, bisa terjadi misal karena paparan sinar ultraviolet (UV).
Sinar UV dapat membentuk radikal. Radikal bebas juga dapat terbentuk karena polusi dan asap rokok, makanan yang mengandung pengawet dan pewarna, alkohol, depresi atau lelah karena pekerjaan (stres). “Radikal bebas adalah suatu zat atau bahan kimia yang terbentuk dalam tubuh, akibat metabolisme oksidasi,” ujar dr. Drupadi HS. Dilon, Phd, SpGK, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.
Radikal bebas sebenarnya penting bagi kesehatan dan fungsi tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita. Namun, jika jumlahnya berlebihan akan mengancam tubuh. Selain merusak sel-sel kulit, juga menimbulkan kerusakan di berbagai sel dalam tubuh dan berkaitan berbagai penyakit seperti tumor, kanker, arteroklerosis, katarak, keriput dan penyakit degeneratif lainnya.
Untuk mengendalikannya, perlu antioksidan yang akan menghambat proses oksidasi. Antioksidan menangkap radikal bebas sebelum bereaksi dengan molekul dalam tubuh dan memperbaiki molekul-molekul yang rusak akibat radikal bebas. Pada kulit, antioksidan menangkap radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino sebagai penyusun kolagen dan elastin dari oksidasi yang dilakukan oleh radikal bebas.
Tubuh sendiri memroduksi antioksidan (antioksidan endogen) berupa enzim seperti, superoksida dismutase, glutation peroksidase dan katalse. Asupan antioksidan dari luar, dapat membantu kerja antioksidan enzimatik. Antioksidan dapat diperoleh dari makanan sehari-hari yang kaya vitamin A, vitamin C dan Vitamin E. Juga dari betakaroten dan flavonoid.
Komponen Antioksidan | Bahan Makanan |
Vitamin A | Telur, hati, daging,minyak ikan, mentega, margarine. |
Vitamin E | Biji bunga matahari, biji-bijian berlemak tinggi, kacang-kacangan, telur, ikan, susu dan produk olahannya. |
Vitamin C | Buah-buahan dan sayur-sayuran |
Vitamin B2 | Susu dan produk olahannya, daging, ikan, telur, serealia dan kacang-kacangan. |
Karotenoid | Sayuran hijau/jingga |
Seng (Zn) | Daging merah, ikan, susu dan produk olahannya |
Mangan (Mn) | Serealia, kacang-kacanagan, buah dan sayuran hijau, hati, daging, dan ikan |
Tembaga (Cu) | Hati, biji-bijian dan serealia |
Selenium (Sn) | Serealia, daging dan ikan |
(SA)