Zat nikotin pada rokok dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah halus, baik di jantung, otak mau pun pada mata, yang jika berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan daya ketajaman mata, khususnya untuk melihat benda-benda yang jaraknya dekat menjadi terganggu.
Computer Vision Syndrome
Computer vision syndrome. Bagaimana dengan para pekerja di depan monitor? Pengguna komputer juga rentan mengalami gangguan mata, karena pancaran radiasi dari layar komputer. Bagi pengguna komputer, keluhan yang sering muncul adalah mata pedih, berair, lelah, mual, pusing bahkan muntah.
Gejala ini disebut Computer Vision Syndrom (CVS). Beberapa hal yang ditengarai bisa menjadi penyebab munculnya CVS pada pengguna computer, antara lain karena karakteristik layar monitor komputer, lamanya di depan komputer, serta kelainan refraksi (pembiasan) pada pengguna. Monitor dengan resolusi rendah, diduga dapat menyebabkan gangguan pada mata.
Kondisi ini bahkan bisa semakin parah jika disertai dengan penggunaan kacamata yang tidak pas atau tanpa kaca mata pelindung. Selain itu, pengguna komputer dengan kelainan refraksi baik minus, plus atau silindris, juga dapat semakin memperburuk gejala CVS.
Karenanya, menurut Prof Dr Istiantoro, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC), bagi mereka yang sudah berusia di atas empat puluh tahun, memeriksaan kesehatan mata secara berkala sangat dianjurkan.
Pemeriksaan mata, minimal sekali selama dua tahun bagi mata normal atau minus. Ini penting, untuk mengetahui apakah tekanan bola matanya progresif, atau minusnya bertambah, dan harus ganti kacamata atau ada kelainan lain. Namun, bagi penderita glaukoma, sebaiknya periksa setiap 6 bulan sekali.
Jaga kesehatan mata dengan konsumsi sayuran
Sebenarnya menjaga mata tetap sehat, tidaklah sulit. Setiap orang bisa menjaga mata agar tetap sehat. Konsumsi vitamin A yang terkandung dalam minyak ikan, hati, wortel dan kentang. (bersambung).
Juga lutein dan zeaxanthin, yang banyak terkandung dalam sayuran hijau. Lalu, vitamin C yang terdapat dalam sayuran hijau, stroberi, brokoli, jeruk dan semangka. Bioflavonoid yang banyak ditemukan pada buah-buahan yang mengandung sitrus, cery, anggur serta plum. (bersambung).