Sering kali ada wanita yang tidak mendapatkan haid meski batas usianya sudah mencukupi? Faktor apa saja yang mempengaruhi menstruasi pada wanita?
Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), seperti dikutip oleh majalah Ethical Digest, hal ini biasanya berkaitan dengan gangguan pembentukan organ rerproduksi. Seperti misalnya, karena organ vagina tidak berkembang dengan baik, indung telur tidak terbentuk, atau uterus yang tidak terbentuk.
Faktor lain yang mempengaruhi haid pada wanita adalah, kelainan kromosom, bisa faktor genetik, faktor gizi, bisa juga faktor luar lainnya. Misalnya, karena faktor kecapaian, penyakit kronik, bisa juga karena kecapaian, atau faktor penyakit kronik, tubercolosis, hipotiroid, kelenjar tiroid tidak berkembang dengan baik juga bisa tidak datang haid.
“Atau karena dari kecil sudah sering memakai obat-obatan asma misalnya, itu juga bisa menjadi salah satu faktor ayng mempengaruhi tidak datangnya haid. Meski begitu, penyakit kista, dan miyom, tidak mempengaruhi tidak datangnya haid,”jelasnya.
Baca juga : Nyeri saat Menstruasi atau Disminore, Inilah Solusinya
Sementara jika seorang wanita mengalami haid dengan jumlah darah keluar yang sedikit atau dibawah normal (Hipomenore), hal ini bisa saja disebabkan karena menderita suatu penyakit yang disebut sebagai polisistik ovarium syndrom (PCO). Karena itu, jika ada seorang wanita dengan gejala haid jarang sekali, misalnya setiap 3-6 bulan sekali, harus segera diperiksa lebih lanjut. Ini untuk memastikan ada tidaknya hal yang mengganggu haidnya.
Sebaliknya, jika seorang wanita mengalami perdarahan berlebih saat haid (hipermenore), hingga bisa menimbulkan gejala anemia, maka harus segera dilakukan pemeriksaan. Jangan-jangan menderita pembekuan darah atau dia menderita miyom – daging tumbuh pada rahim – yang membuat ukuran rahim menjadi lebih besar sehingga perdarahan haid jadi lebih banyak.
Karena itu, jika terjadi pendarahan berlebih, harus segera pergi ke dokter sepesialis kandungan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi, atau pemeriksaan fisik, untuk melihat apakah ada hal-hal lain yang bisa menunjang untuk menegakkan suatu diagnosis tertentu.
Karena memang ada banyak faktor yang mempengaruhi perdarahan saat haid ini. Antara lain, fluktuasi dari hormon indung telur, hormon pituitari, hormon prostaglandin, dan tingkat enzim. Veriabilitas sistem syaraf otonom. Perubahan vaskular (sperti stres, dilatasi spasmus). Perubahan asupan nutrisi, dan juga perubahan psikologis.
Untuk mengatasinya, apabila gangguan haid disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, maka obatnya adalah terapi hormonal dari luar. Namun jika gangguan haid disebabkan oleh keganasan misalnya, maka harus dicari sumber keganasan dari mana. Terapi ditentukan dari sumber keganasan tersebut. (SA)