Anda pernah menderita migraine atau migren? Wow, rasanya sangat menjengkelkan. Juga membingungkan karena hanya bagian sebelah kepala saja yang sakit. Datang mendadak, tak tahu penyebabnya, bagaimana solusinya?
Kita bersyukur bahwa tahun-tahun terakhir ini pengelolaan sakit kepala lantaran migren sudah lebih maju dibanding 10 tahun yang lalu. Walaupun tetap belum bisa disembuhkan, namun pengobatan untuk meredakan rasa sakit, mengurangi frekuensi kekambuhan maupun lamanya serangan, dan menghentikannya segera begitu serangan datang, sudah dapat ditanggulangi.
Menurut penelitian para staf di Mayo Clinic, Amerika, penderita migren lebih banyak wanita dibanding pria, lebih dari dua kali lipatnya. Pencetusnya bisa macam-macam mulai dari perubahan hormonal, ‘salah’ makan, sampai obat-obatan. Lamanya pun bervariasi. Jika minum obat, migren akan segera berakhir.
Namun jika dibiarkan, migren baru akan mereda setelah 4 – 72 jam. Bayangkan, siapa tahan?
Kombinasi obat-obatan disertai perubahan gaya hidup akan mampu meredakan penderitaan Anda terhadap serangan migren.
Apa saja pemicu migren
Meskipun belum diketahui dengan pasti penyebabnya, namun ada beberapa faktor yang memicu munculnya migre
- Makanan. Beberapa jenis makanan dapat memicu migren meski tidak pada semua orang. Contohnya minuman beralkhol, bir, minuman anggur merah, keju tua, cokelat, acar, gula aspartam, vetsin, kafein, juga makanan kaleng dan makanan yang telah diproses.
- Stres. Kondisi stres berat dalam pekerjaan maupun di rumahtangga dapat memicu migren, walaupun setelah itu menjalani relaksasi.
- Sensitivitas. Cahaya yang sangat terang dan paparan sinar matahari dapat menyebabkan migren. Begitu juga bau-bauan misalnya bau minyak wangi atau wangi bunga, bau cat atau asap rokok.
- Perubahan pola tidur. Kurang tidur maupun kebanyakan tidur dapat memicu migren.
- Faktor fisik. Pemakaian tenaga yang berlebihan (termasuk aktivitas seksual) dapat memicu munculnya migren.
- Perubahan lingkungan hidup. Perubahan cuaca, musim, ketinggian (di gunung), wilayah waktu (time zone) dapat dengan cepat memicu datangnya migren.
- Perubahan hormonal. Meski hubungan antara hormon dan sakit kepala belum diketahui dengan jelas, namun fluktuasi kadar estrogen agaknya menjadi pemicu munculnya migren pada banyak wanita. Wanita dengan riwayat migren dalam keluarganya, seringkali mengalami sakit kepala sebelah sebelum menstruasi. Saat itu kadar estrogen drop. Ada juga yang mengalami migren selama kehamilan atau memasuki masa menopause. Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi sulih hormon juga dapat memperburuk migren.
- Pengobatan. Obat-obat tertentu dapat memperburuk kondisi migren. (SA)