Karenanya, untuk membantu keseimbangan bentuk tubuh yang sudah tidak normal, disarankan untuk memakai tongkat atau alat bantu lainnya. Bukan berarti memanjakan tubuh, tapi supaya tubuhnya balanced dulu.
Sehatalami.co ~ Selain adanya rasa sakit yang amat sangat, patah tulang juga seringkali menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang sangat signifikan. Salah satu yang paling sering terlihat adalah patah tulang belakang, yang membuat salah satu sisi tulang (biasanya bagian depan) memipih, sehingga tulang punggung bengkok ke depan, yang membuat postur tubuh jadi bungkuk (kifosis).
Untuk mengatasi keadaan ini, kata kuncinya adalah mempertahankan postur tubuh yang benar. Tugas penting ini dipegang oleh otot, sebagai penyokong tulang. Seringkali, kondisi tulang akan semakin buruk jika otot melemah dan malah mengikuti bentuk tulang yang berubah.
Untuk ”memaksa” otot menegakkan tulang ke posisi normal, dapat digunakan beban di punggung. Alatnya mirip seperti tas ransel, dengan berat beban yang disesuaikan dengan kondisi penderita. Alat ini dikenakan di bawah baju, sehingga tidak terlihat dari luar. Namanya postural training support.
Meski kondisi tulang tidak akan terlalu banyak berubah, dengan otot yang lebih kuat, dan kemampuan meregang yang optimal, posisi tubuh yang membungkuk akan terkoreksi. Tapi, kalau sudah terjadi patah tulang, dan tulangnya sudah memipih, tentu kondisinya tidak akan pulih 100%.
Karenanya, untuk membantu keseimbangan bentuk tubuh yang sudah tidak normal, disarankan untuk memakai tongkat atau alat bantu lainnya. Bukan berarti memanjakan tubuh, tapi supaya tubuhnya balanced dulu.
Gangguan sistem proprioseptif
Tetap aktif memang penting, karena jika osteoporosis membuat kita diam, ada satu gangguan lagi yang harus kita waspadai, yaitu gangguan fungsi proprioseptif, salah satu komponen penting dalam keseimbangan tubuh, selain organ vestibular dalam liang telinga, penglihatan, dan kekuatan otot.
Sistem proprioseptif, yang reseptornya ada di ujung-ujung persendian, membuat kita mampu merasakan lokasi dan posisi saat persendian sedang bekerja. Karena itulah, meski mata kita tertutup, kita tetap bisa berjalan, dan tahu apa yang kita injak, kerikil atau benda lunak.
Jika sistem proprioseptif tidak terstimulasi dengan baik – karena persendian tidak aktif bergerak – fungsi proprioseptif akan terganggu, dan berpengaruh pada keseimbangan. Jadi, sebenarnya bukan osteoporosis yang membuat orang jadi gampang jatuh, tapi karena terganggunya fungsi proprioseptif akibat kurang beraktivitas.
Kabar baiknya, fungsi ini mudah sekali dilatih kembali, meskipun pada orang berusia lanjut. Caranya adalah dengan membuat sendi dan otot kembali bekerja, antara lain dengan latihan duduk-berdiri berulangkali. ”Otot dan sendi kalau didiamkan akan lemah dan mengecil. Sebaliknya, akan semakin kuat dan berfungsi optimal kalau digunakan untuk bekerja.
Karena itulah, salah satu terapi utama untuk osteoporosis adalah gerak isotonis, yaitu gerakan yang tidak hanya menimbulkan kontraksi otot, tapi juga menggerakkan dan memberi beban pada tulang dan persendian, sehingga osteoblas (sel pembentuk tulang) terstimulasi. Bentuk olahraga yang paling mudah adalah jalan kaki. Saat berjalan, tungkai diberi beban oleh tubuh, sementara tulang leher diberi beban oleh kepala dan pundak.
Jenis-jenis olahraga lain, seperti pilates, senam di dalam air, bersepeda, dan sebagainya, diakui oleh Nuhonni memang memberi manfaat untuk osteoporosis, meski tidak seefektif jalan kaki. Yang terpenting, harus dipilih gerakan-gerakan yang memang cocok dengan tujuan penanganan osteoporosis.
Ia mencontohkan, untuk gerakan senam di air, yang terbaik adalah gerakan berjalan ke depan melawan arus untuk menguatkan tulang belakang, atau gerakan berjalan ke samping untuk menguatkan tungkai. Sementara, untuk jenis olahraga lain, sebaiknya dipilih gerakan yang menstimulasi otot dan tulang di bagian punggung kiri dan kanan, pergelangan tangan, dan tungkai (anggota gerak bagian bawah, dari paha sampai ujung kaki).
Berolahraga, selain memperbaiki tulang, juga membuatnya tetap merasa fit dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, mulai memimpin rapat berbagai organisasi, main bridge, pengajian, dan mengunjungi teman serta kerabat. Selain olahraga jalan kaki, tiga kali seminggu para lansia disarankan senam aerobik di kursi bersama teman-teman di perkumpulan osteoporosis, dan dua kali seminggu latihan senam osteoporosis di dalam air.
Nyeri otot
Selain membuat otot dan sendi tetap kuat, jika tulang telah mengalami perubahan bentuk, kita juga harus ingat untuk membuat otot menjadi relaks. Setiap ada gangguan postur, otot akan merespons dengan menarik tubuh agar kembali ke postur normal.
Respons menarik ini terjadi sepanjang waktu; artinya otot tidak pernah rileks. Ketegangan otot ini akhirnya menyebabkan rasa pegal atau bahkan sakit, khususnya di bagian pinggang. Jadi, keluhan sakit pinggang pada penderita osteopororsis bukan karena ada masalah di tulang pinggangnya, tapi karena otot pinggang berusaha menahan tubuh bagian atas agar seimbang.
Salah satu cara untuk mengatasi ketegangan otot (spasm) ini adalah dengan contrast bath (mandi dengan air panas-dingin bergantian). Selain meredakan nyeri, air dingin juga membuat pembuluh darah mengerut. Dan ketika disiram dengan air hangat, pembuluh darah akan melebar, sehingga aliran darah meningkat.
Sementara Mark Verstegen, seorang pelatih atletik, yang juga penulis buku Core Performance Endurance: A New Fitness and Nutrition Program that Revolutionizes the Way You Train for Endurance Sports mengatakan, ”… air dengan suhu ekstrim yang diberikan bergantian ke tubuh akan meningkatkan aliran darah, yang mendukung proses perbaikan otot.
Air panas akan membuat darah Anda mengalir dari organ dalam menuju ke kulit, sementara air dingin akan membuat darah Anda menyingkir dari kulit dan menjaga organ bagian dalam Anda tetap hangat. Selain meningkatkan sirkulasi darah, air dingin juga bisa mengurangi peradangan akibat kerja otot yang berlebihan. (SA)