Hardi sedang dalam perjalanan pulang dari bandara sesudah menghadiri pertemuan tahunan komunitas sosial dimana dia adalah salah satu volunteernya. Terpikir olehnya bagaimana pengorganisasian agar komunitas tersebut dapat beroperasi selaras pemikiran awal yaitu manfaat untuk banyak orang dengan independen.
Dekat jalan menuju rumahnya ternyata lalu lintas macet karena banyak orang mencari jalan alternatif untuk mengatasi kejadian yang memang biasa terjadi sehabis hujan besar. Sambil menunggu pagar rumah dibuka, pandangannya tanpa sengaja tertuju pada pohon kamboja yang dahannya menjulur keluar dari pagar rumahnya yang berarsitektur gaya lama, tapi tampak terpelihara baik. Pohon tersebut berbunga dalam kelompok lebat, putih bersih dengan warna kuning segar ditengahnya.
Hardi ingat saat baru-baru ini pergi ke Bali untuk berbicara di suatu event, sekuntum bunga kamboja di bantal kamar hotelnya sudah cukup memberi wangi lembut dan hidup yang sangat Indonesia.Hujan deras telah merontokkan sebagian bunganya dan memperindah sebidang rumput sempit di luar pagar rumah tersebut. Memang halamannya selalu disiram dan secara teratur dirawat oleh tukang kebun yang datang berkala sejak beberapa tahun sebelumnya. Tukang kebun itu dikenal karena juga bekerja di rumah orangtuanya. Jadi sudah dianggap sebagai orang rumah. Orangnya tidak banyak bicara, tapi Hardi tahu bahwa dia mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati dan cepat. Dia merapikan susunan tanaman sesuai kebutuhan sinar matahari dan kecepatan tumbuhnya, mencabut rumput liar yang tumbuh di sela-selanya, mengaduk tanah secara teratur dan menambahkan pupuk alam.
Suatu saat dia pernah bertanya kenapa tidak pakai pupuk produk saja, sehingga praktis dan dapat disimpan di gudang karena kering. Tetapi tukang kebun itu tetap memilih yang alami dan tiap kali perlu beli dengan penjelasan versinya bahwa hasilnya lebih baik. Kalau tanaman atau pohon sudah cukup tinggi maka dia akan mencangkok atau membuat stek yang kemudian diantar kerumah ibunda Hardi. Memang ibunda Hardi penggemar tanaman dan sering bertukar dengan teman-temannya sesama usia lanjut yang tampak tetap aktif.
Hardi tidak tahu apakah sifat menyukai tanaman itu menurun dari ibunya atau bukan, tapi yang dia tahu ayahnya juga menyukai halaman yang tertata, meski sebatas penikmat hasil saja seperti dirinya. Ada satu persamaan antara dia, ibu, ayah, isteri, anak dan tukang kebunnya yaitu bahwa mereka tidak tahu nama sebagian besar tanaman itu, selain yang umum dikenal seperti kemboja, rumput, dan pakis.
Hardi ingat, suatu saat kemarau, tukang kebunnya tidak dapat datang sementara pembantu di rumah kurang teliti menyiram. Ada satu sudut yang kurang mendapat kecukupan air sehingga sebagian tanahnya kering dan tanamannya kurang subur meski pupuk kering terlihat di permukaan tanah sekitarnya. Tanaman yang ada di sudut itu belum sampai kurus apalagi kering dan tandus,tetapi karena area halaman itu di teritori keluar masuk,ini membuat pandanganya jadi kurang nyaman. Yah, meski tidak besar, tetapi tempat tinggal Hardi dirancang dengan kreatif, sehingga setiap ruang mempunyai pandangan ke halaman untuk mempertahankan hubungan emosi dengan kehidupan alam. Paling tidak unsur tanah, air, dan udara dengan vibrasi siklus cerdasnya terkoneksi dengan diri dan keluarganya, disadari atau tidak. Bersyukur bahwa arsitek yang dikenalkan oleh seorang teman dapat mengerti keinginannya dan sejak itu berteman baik.
Hardi menyadari hal ini dan bertanya sendiri dalam hati, bagaimana pikirannya berpindah dari organisasi ke bunga kamboja yang selama ini tidak diperhatikannya meski sudah bertahun-tahun ada di halaman rumahnya. Dia juga tidak tahu bagaimana memorinya lalu terhubung dengan sebuah radio-talk yang suatu hari pernah didengarnya di perjalanan pulang. Program yang didengarnya selintas itu menjelaskan bahwa otak yang sebesar dua kepalan tangan, pemiliknya mengkonsumsi 40 persen nutrisi yang masuk. Nutrisi itu sendiri tidak akan jadi energi dan sampai ke sel otak yang berjumlah seratus milyard tanpa air cukup untuk memasok di tiap harinya. Air juga media penghantar listrik yang baik sementara kejadian di otak adalah proses listrik tanpa kita sendiri kena setrum. Energi dan proses listrik itu akan berinteraksi makin baik kalau berada di vibrasi niat dan pikiran baik. Efeknya akan makin baik kalau berada di atmosfir baik dan terpelihara baik.
Self-talk Hardi buyar saat mendengar suara roda gerbang rumahnya yang terbuka. Kejadian selanjutnya berubah jadi kejutan karena yang membuka adalah anaknya yang sekolah di luar kota. Dia mengenakan t-shirt rumah kesayangan Hardi, kebiasaan yang selalu dilakukan kalau sedang pulang. Begitu banyak karunia indah dari alam yang sering kita lewatkan.(SA)