Penelitian di atas dilakukan terhadap lebih dari 8.000 anak yang dipilih The University of Bristol, untuk melihat bagaimana perkembangan anak bila ibunya makan lebih dari 12 ons (340 gram) makanan laut selama hamil. Contohnya ikan salmon dan ikan hering.
Anak mereka menunjukkan kemajuan yang lebih baik, dalam uji perkembangan yang dilakukan untuk menilai keterampilan motorik, komunikasi dan sosial selama masa balita. Berperilaku lebih baik di usia 7 tahun dan nilai IQ verbal lebih tinggi di usia 8 tahun.
Ibu-ibu yang selama hamil tidak makan makanan laut, 48% anak-anak IQ verbalnya lebih rendah di usia 8 tahun dibandingkan anak dari kelompok pertama. Dr. Gary Myers dan Philip Davidson dari University of Rochester Medical Center di New York, menulis komentar dalam The Lancet, “Hasil penelitian ini menekankan pentingnya memasukkan ikan dalam diet ibu hamil. Saya mendukung opini umum bahwa ikan adalah makanan untuk otak.”
David Neubauer MD, peneliti dari John Hopkins, mengingatkan tidak semua konsumsi ikan bermanfaat bagi bayi. Ikan yang tercemar zat kimia berbahaya seperti merkuri, justru merusak pembentukan otak.
Anak usia 3 tahun yang lahir dari ibu yang makan ikan tercemar merkuri saat hamil, mencatat skor rendah saat menjalani tes. Ikan-ikan besar berumur panjang seperti tuna atau ikan pedang (swordfish), yang memangsa ikan lain dan mengakumulasi merkuri, adalah dua jenis ikan yang cenderung memiliki kadar racun tinggi. Yang terbilang rendah misalnya udang, sarden dan ikan salmon. (SA)