Dikutip dari laman berita www.beritasatu.com, disebutkan tes yang lakukan dengan meminta dua kelompok lelaki sehat berusia dewasa untuk berolahraga setiap hari selama 4 minggu.
Kelompok pertama diminta berolahraga sebelum melakukan tes di hari terakhir studi. Kelompok kedua diminta tidak berolahraga di hari tes. Pada saat pelaksanaan tes, ada tambahan grup, yakni sekelompok orang yang hanya berolahraga di hari tes.
Hasil penelitian menunjukkan, kelompok yang selalu berolahraga, termasuk yang berolahraga di hari tes, memiliki manfaat dorongan dalam BDNF. Sementara grup lain tidak.
Ketua tim penelitian ini, Michael Hopkins, mengatakan, jenis olahraga yang dimaksud di sini bukan tipe olahraga berintensitas tinggi, tetapi berjalan dengan kecepatan sedang saja sudah cukup (sumber.com).
“Untuk manfaat mental, yang berpengaruh adalah olahraga rutin, bukan intensitasnya. Anda tak perlu berpeluh habis-habisan saat berolahraga,” kata Hopkins.
Lebih lanjut dijelaskan, tujuan yang ingin ditekankan Hopkins adalah untuk membuat tubuh bergerak, setidaknya 4-5 hari seminggu. Menurutnya, ini memang bukan penemuan baru.
Sudah diketahui sejak lama, bahwa menggerakkan tubuh bisa membantu sirkulasi darah dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat mengantarkan oksigen ke otak dan membantu otak bekerja lebih aktif. (bersambung).