Penelitian menyebutkan, kehadiran teman-teman baik di sekitar wanita lansia dapat meningkatkan harapan hidup mereka. Dalam arti dapat melindungi mereka dari stres, depresi, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Sehatalami.co ~ Pertemanan atau persahabatan ternyata tidak saja menyenangkan tetapi juga berhubungan dengan kesehatan jiwa dan fisik. Itu menurut peneliian yang dilakukan di Australia. Penelitian itu diterapkan terhadap wanita-wanita lansia yang dimonitor selama 10 tahun.
Hasilnya, kehadiran teman-teman baik di sekitar wanita lansia dapat meningkatkan harapan hidup mereka. Dalam arti dapat melindungi mereka dari stres, depresi, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Mengapa? Karena rasa senang dan membaiknya mood membuat tubuh memproduksi hormon oxytocin yaitu hormon yang memberikan efek menenangkan. Siapa saja teman yang bisa membuat lansia berbahagia? Antara klain teman masa kecil, teman baru, teman berolahraga, teman spiritual, teman berdiskusi.
Persahabatan hindari kecemasan dan stres pada remaja
Rachel K. Narr, Ph.D., salah seorang peneliti dan beberapa rekannya dari Fakultas Psikologi University of Virginia di Amerika Serikat, melakukan pengamatan jangka panjang terhadap persahabatan yang telah dibina sejak remaja.
Studi yang dimuat dalam Journal Child Development ini memang menyatakan bahwa remaja yang memiliki persahabatan akrab cenderung lebih jarang terserang stres. Menariknya, para remaja umumnya lebih bahagia, merasa dihargai, serta dapat meningkatkan kemampuan di bidang akademisnya.
Berangkat dari sinilah para peneliti ingin mencari tahu apakah berbagai manfaat tersebut bisa bertahan hingga dewasa. Untuk itu, Rachel K. Narr dan rekannya meneliti 170 orang remaja berusia 15 tahun, dan terus mengikuti perkembangan mereka selama 10 tahun kemudian.
Para peserta penelitian diminta untuk mengisi kuesioner mengenai sosok teman-temannya serta kualitas pertemanan mereka. Tidak hanya itu, para peneliti juga melakukan wawancara guna mengetahui keadaan emosional para remaja, khususnya mengenai harga diri, kegelisahan, depresi, dan penerimaan diri dalam lingkungan sosialnya.
Hampir semua remaja berpendapat bahwa pertemanan yang berkualitas berarti masing-masing orang saling menghargai, percaya, dan mendukung. Karena itulah lebih mudah bagi para remaja untuk berbagi hal yang sedang dirasakan, yang mungkin sulit untuk mereka bagian kepada orang lain pada umumnya.
Ternyata, penelitian tersebut menemukan bahwa para remaja yang telah membina pertemanan yang erat di sekitar usia 15 tahun, cenderung tidak memiliki gangguan kecemasan sosial (social anxiety), harga diri yang lebih tinggi, dan yang tak kalah penting yakni memiliki risiko depresi yang jauh lebih sedikit di usia 25 tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan remaja lainnya yang tidak terlalu intim dalam berteman, bahkan cenderung tidak memprioritaskan persahabatan.(SA)
(SA).