Sering kita mendengar kejadian darurat di tempat kerja, yang diakibatkan oleh poluasi udara di dalam ruang kerja yang tercemar. Beberapa dipicu oleh terputusnya suplai oksigen bersih di dalam ruangan, aliran energi listrik yang mati, pendingin ruangan yang tidak berfungsi dengan baik, dan lain-lain.
Kejadian ini mengonfirmasi tentang penyebab utama penyakit yang sering timbul di tempat kerja atau sick buliding syndrome. Sebuah riset yang dilakukan oleh Institut Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat pada tahun 1997 menunjukkan bahwa sebanyak 52% penyakit pernapasan yang berhubungan dengan kualitas udara di dalam ruang, bersumber dari kurangnya ventilasi serta kinerja air conditioner (AC) yang buruk, dan adanya sumber-sumber radikal bebas.
Menurut Hendrawati Utomo, kurang baiknya ventilasi bisa menyebabkan penghuni ruangan kekurangan oksigen. ”Meskipun sehari-hari menggunakan AC, ventilasi tetap dibutuhkan untuk memasukkan oksigen,” katanya. Ditambahkannya, bangunan yang dirancang sepenuhnya mengandalkan AC, tanpa menggunakan jendela, kurang cocok bagi kondisi di Indonesia, karena pemadaman listrik untuk penghematan energi masih sering terjadi.
Sementara itu, sumber-sumber radikal bebas di kantor antara lain mesin fotokopi, mesin faks, dan alat-alat elektronik lainnya mempermudah munculnya sick building syndrome, karenaalat-alat tersebut menghasilkan gas Nox dan CO. Reaksi dari gas tersebut ditambah adanya pemanasan dari sumber cahaya yang kuat, misalnya sinar matahari atau lampu, akan menghasilkan ozon. Pada orang yang sensitif, paparan ozon sebanyak 1,0 – 3,0 ppm selama dua jam akan menyebabkan rasa pusing bahkan kehilangan kemampuan koordinasi. Dan, pada kebanyakan orang, kadar ozon 9,0 ppm akan mengakibatkan edema pulmonari (pembengkakan paru).
Masing-masing peralatan kantor memang hanya menyumbangkan sedikit zat berbahaya ke dalam ruangan, tetapi Hendrawati mengingatkan dampak akumulasinya. ”Salah satu penyakit yang mungkin muncul adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),” kata Hendrawati. Ditambahkan oleh Budi Haryanto, waktu yang kita habiskan di dalam ruangan kantor tidaklah sebentar, minimal delapan jam sehari. Dan selama itu, kita memasok 500 mililiter udara ke dalam tubuh dengan sekali tarikan napas. Padahal, udara yang kita hirup itu penuh dengan zat-zat berbahaya. Udara yang terkontaminasi partikel polutan sebesar 10 mikron saja bisa mengakibatkan ISPA, sementara partikel polutan sebesar 2,5 mikron bisa menyebabkan asma.
Solusi Alami untuk Sick Buliding Syndrome
Sebagai solusi, selain mengurangi sumber polutan, kita juga perlu mengoptimalkan sistem daya tahan tubuh agar mampu melawan efek buruk lingkungan. Pola makan sehat dengan memilih makanan yang mengandung banyak sayur, melakukan aktivitas sehari-hari yang lebih banyak membutuhkan gerak, serta olahraga secara rutin, terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Sumber antioksidan ini ada pada makanan. Vitamin A bisa diperoleh dari wortel, brokoli, sayuran hijau, labu, hati, kentang, susu, dan telur; sementara vitamin C bisa diperoleh dari cabai, jambu biji, jeruk, stroberi, tomat, dan nanas. Sedangkan vitamin E ada pada asparagus, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Sayangnya, konsumsi makanan harian masyarakat Indonesia yang mengandung unsur-unsur antioksidan masih rendah. Angka kecukupan gizi masyarakat Indonesia untuk vitamin C hanya 62,6% dari yang dibutuhkan. Untuk vitamin E malah hanya 35,5%.
Karena itu, jika pola hidup yang kita jalani berisiko terpapar radikal bebas dalam jumlah besar, sementara olahraga dan pola makan yang sehat tak bisa dilakukan secara optimal, Budi Haryanto menyarankan untuk membantu tubuh dengan suplemen antioksidan.(SA)