Tulang yang rusak, sakit karena fraktur akibat osteoporosis, membuat orang cenderung menghindari batuk karena menimbulkan rasa sakit. Karena proses ini terganggu, paru-paru akan dipenuhi lendir yang bisa mengakibatkan infeksi paru-paru.
Sehatalami.co ~ Satu efek lain dari perubahan bentuk tulang yang hampir tak pernah dipikirkan adalah adanya gangguan fungsi pada paru-paru. Agar dapat bernapas dengan baik, paru-paru harus bisa mengembang sebesar-besarnya saat kita menarik napas, agar udara yang masuk juga maksimal. Sebaliknya, ketika menghembuskan napas, paru-paru juga harus bisa sekempis-kempisnya sehingga udara kotor bisa keluar.
Untuk melakukan gerakan bernapas dengan baik, dibutuhkan kerja sama dengan tulang dada, juga tulang rusuk bagian depan dan belakang. ”Tapi, kalau postur tubuh membungkuk, proses bernapas jadi tidak optimal,” kata Nuhonni.
Kondisi ini tentu tak bisa dianggap sepele. Kurangnya oksigen yang kita hirup bisa menimbulkan masalah pada daya pikir akibat sirkulasi darah ke otak yang terganggu. Paru-paru yang kelenturannya tidak optimal baik karena postur tubuh yang membungkuk maupun karena orang tersebut berada dalam posisi statis (tiduran) dalam waktu lama, juga mengganggu proses di sepanjang saluran pernafasan.
Salah satunya adalah mengeluarkan debu atau kotoran. Sel-sel di paru biasanya akan bereaksi mengeluarkan lendir/dahak untuk mengikat benda asing tersebut agar lebih mudah dikeluarkan saat batuk, dengan bantuan silia (semacam rambut) di bronchus.
Tapi tulang yang rusak, sakit karena fraktur akibat osteoporosis, membuat orang cenderung menghindari batuk karena menimbulkan rasa sakit. Karena proses ini terganggu, paru-paru akan dipenuhi lendir yang bisa mengakibatkan infeksi paru-paru.