Nama lengkap saya Veranita Dwi Putri. Panggilan akrabku Vera. Saya lahir tahun 1965 di Tanjungkarang, Lampung. Ada cerita yang menarik tentang perjalanan hidupku yang bisa kubagikan kepada pembaca Sehat Alami. Kisahnya dimulai tahun 2012 sekitar bulan Februari. Ketika itu aku ikut menemani ibuku melakukan terapi yang menggunakan medan elektro statis di Tebet. Kebetulan pemeriksaannya gratis, tetapi kalau beli alatnya mahal. Sebenarnya saya jarang ikut ibu untuk memeriksa kondisi tubuh. Tapi ketika itu aku ikut, karena rasanya tubuh ini tidak nyaman.
Titik Balik yang Mencerahkan
Aku terus minum obat, tetapi mulai berpikir untuk mencari alternatif obat. Mulailah aku mencoba minum habbatus saudah, sambiloto, dan lain sebagainya. Aku berharap hal tersebut membantu proses penyembuhan. Namun ternyata tidak ada perbaikan. Tapi, keluhanku justru bertambah. Tangan mulai kaku, tidak bisa menggenggam secara sempurna. Bahkan aku tidak bisa mencuci piring lagi.
Pengobatan yang Menggembirakan
Aku baru sadar, kalau kita terkena penyakit yang berhubungan dengan darah, satu kebaikan tertutup. Karena kita tidak bisa melakukan donor darah. Pernah suatu ketika aku bertemu anak yang kena leukimia, dan golongan darahnya sama denganku. Berhubung aku memiliki darah yang terlalu tinggi kadar gulanya, maka aku tidak bisa mendonorkan darah kepadanya. Kondisi ini yang membuatku seperti tertampar. Kepingin tapi tidak bisa. Ini juga yang membuatku bersemangat, harus sembuh. Di samping itu aku juga tidak ingin memberikan beban berlebih kepada anak-anakku kelak.
Akhirnya aku menemui dokter Tan. Saat pertama kali datang dan bertemu dr. Tan, aku merasa ada yang berbeda. Aku seperti diberi kuliah selama 3 jam. Apa yang disampaikannya membuat aku terbuka. Dokter Tan seperti telah memutarbalikkan semua keyakinanku selama ini tentang hal-hal yang baik dalam makanan. Aku menjadi tahu bahwa setelah umur 20 tahun tidak diperlukan lagi karbohidrat seperi nasi. Asupan nasi untuk orang berusia di bawah 20 tahun memang perlu untuk pertumbuhan.