Umumnya, para ahli pesikologi menyarankan agar kita memiliki rencana apa saja yang harus dikerjakan, sebagai bagian dari strategi mengatur waktu (time management ). Namun, sering hal tersebut terasa membelenggu dan kadang membuat stres. Apakah itu artinya perlu spontanitas dalam keseharian kita. Inilah jawabannya.
Sehatalami.co ~ Christine Caldwell, PhD., profesor ahli somatic counseling psychology dari Naropa University, Boulder, Colorado, mengatakan rutinitas pada dasarnya baik karena memberi kesempatan pada tubuh untuk menghemat energi dan menyalurkan energi untuk lain hal.
Menurutnya tanpa jadwal yang jelas dan rutinitas yang pasti, seseorang akan berada dalam situasi waspada dan konsentrasi pada setiap saat, untuk bisa bereaksi tepat terhadap setiap peristiwa/kejadian. “Ini sangat melelahkan dan menyita energi, “ katanya.
Namun, meski pikiran dan perilaku yang terpola bisa menjamin kelancaran, segala sesuatu yang rutin cenderung menimbulkan kebosanan. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa mereka yang tidak menyempatkan diri melakukan kegiatan spontanitas, tanpa tujuan – membaca untuk kesenangan, mengobrol dengan teman – lebih rentan terhadap stres yang memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan seperti depresi, kecemasan, melemahnya sistem kekebalan tubuh dan penyakit jantung.
Bahkan mencoba hal yang baru seperti ikut kegiatan sosial baru atau mencoba olahraga yang baru bisa merangsang regenerasi sel-sel saraf di otak yang berhubungan dengan kemampuan belajar dan suanana hati.
Tentu saja sangat sulit untuk membuang jadwal kegiatan rutin Anda. Namun jika ingin menikmati hidup yang lebih menyenangkan, Anda pun perlu mulai memasukkan spontanitas yang tersingkirkan oleh jadwal rutinitas padat yang Anda miliki.
Sebab boleh jadi, justeru kejadian yang akan paling Anda kenang bukanlah rapat yang tepat waktu atau rutinitas Anda, melainkan justru hal-hal yang tidak disangka-sangka : kunjungan kejutan pada orangtua, kebetulan-kebetulan yang menyenangkan, atau ide cemerlang yang muncul tiba-tiba. ( bersambung)