Tidak memiliki prioritas, apalagi jika semua pekerjaan dilakukan sekaligus, dapat membuat kita kelebihan beban. Sebesar apa pun semangat yang dimiliki, jika hal itu terus-menerus terjadi atau menjadi beban berat di luar kendali, dapat membuat pertahanan jebol. Jadi apa yang harus dilakukan?
Sehatalami.co ~ Pernah mengalami stres? Hal paling penting adalah bagaimana menanggapi sumber stres dan menyelesaikannya dengan caranya masing-masing. Jadi, jika menghindar dari stres adalah hal yang sulit dielakkan, mengapa tidak ‘mencumbu’ stres yang menghampiri kita dan mengubahnya menjadi eustres alias stres positif?
Tapi harus ingat juga stres posotif bisa menjadi negatif jika:
1. Tanpa prioritas
Tidak memiliki prioritas, apalagi jika semua pekerjaan dilakukan sekaligus, dapat membuat kita kelebihan beban. Sebesar apa pun semangat yang dimiliki, jika hal itu terus-menerus terjadi atau menjadi beban berat di luar kendali, dapat membuat pertahanan jebol.
Akibatnya, stres positif yang tadinya menjadi pemacu semangat justru berubah menjadi beban stres beneran. Ilustrasi pada awal tulisan ini merupakan contoh bagaimana melakukan sesuatu tanpa prioritas dapat membuat segalanya berantakan.
Kalau saja MP memiliki prioritas bagi kehidupan pribadi dan keluarganya, maka setidaknya masih akan ada hari-hari panjang bagi anak-anaknya untuk tetap bersamanya, meskipun ia mungkin harus mempertanggungjawabkan tindakannya.
2. Tidak realistis
Meletakkan target terlalu tinggi menjadi salah satu penyebab stres positif berubah menjadi stres. Contohnya, seorang ibu yang memiliki harapan terlalu tinggi terhadap anaknya akan melakukan segala sesuatu demi kemajuan anaknya dengan menggebu-gebu.
Padahal anak adalah manusia yang juga memiliki harapan dan kebutuhan yang berbeda. Tidak terpenuhinya target sesuai harapan dapat membuat si ibu menjadi stres, yang dalam beberapa kasus berujung pada penganiyaan terhadap anak.
3. Tidak ada waktu untuk menenangkan diri
Semangat adalah sesuatu yang positif. Tapi melakukan sesuatu secara menggebu-gebu, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat dan menenangkan diri, dapat menghilangkan kreativitas dalam mencari solusi masalah. Akibatnya masalah berputar-putar tanpa penyelesaian yang tuntas. Tentu saja hal ini memicu stres. (SA)