Penelitian menunjukkan, terapi lintah memiliki efektivitas yang tinggi untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah, rematik, hingga nyeri otot dan sendi (osteoartritis).
Sehatalami.co ~ Mendengar nama lintah mungkin orang akan merasa geli atau jijik. Tetapi di beberapa negara Eropa seperti di Austria, Jerman, Portugal, dan Prancis, serta di negara Asia seperti di Kazahkstan dan Uzbekistan, lintah dipakai sebagai terapi alternatif.
Pasang surut terapi lintah bahkan sudah dimulai sejak abad ke-10 saat Avicenna (Ibnu Sina) memperkenalkan penggunaan lintah untuk perawatan kulit dalam bukunya The Canon of Medicine. Dari sini, terapi lintah menyebar ke Eropa dan banyak dipraktikkan sekitar abad ke-18.
Kemudian seiring berkembangnya ilmu kedokteran modern di abad 19, perlahan terapi lintah mulai dilupakan orang. Namun, terapi ini kembali diperkenalkan pada tahun 1990-an, setelah sebuah riset berhasil membuktikan bahwa terapi lintah dapat menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan.
Sejak itu, penelitian mengenai lintah semakin banyak dilakukan. Dan dari sini dapat dibuktikan bahwa air liur lintah yang masuk ke dalam tubuh selama proses terapi, ternyata mengandung beragam zat kimia alami seperti, hirudin (zat antikoagulan untuk mengencerkan darah), anatesia (zat penghilang rasa sakit), penisilin (zat anti infeksi), serta berbagai enzim dan zat anti pembeku darah yang dapat mencegah serangan jantung dan stroke.
Kesan jijik hanya sesaat
Lintah yang digunakan untuk terapi adalah jenis lintah lembu dan kalau ada pasien merasa geli atau jijik mungkin hanya sesaat, yaitu ketika lintah-lintah itu mulai dilekatkan di titik-titik akupunktur tertentu sesuai dengan jenis keluhan pasien.
Contohnya yang terjadi pada Ahmad (33 tahun) yang menjalani terapi lintah di Klinik Akupunktur dan Sedot Lintah Tjandra Yoesnadi, karena mengalami keletihan yang sangat. Mula-mula, ia mengaku merasa seperti ada benda asing yang menempel, saat satu per satu empat ekor lintah dilekatkan di titik akupunktur liver dan jantung di kedua kakinya, setelah itu muncul sedikit rasa sakit seperti digigit semut, tetapi 3 sampai 5 menit kemudian, rasa sakit itu sudah hilang.