Sehatalami.co ~ Saat Anda bekerja dari rumah, khususnya di masa pandemi, Anda merasa harus melakukan pekerjaan secara maksimal. Namun, yang terjadi justru Anda merasa seperti tidak ingin berhenti bekarja. Ada saja yang ingin Anda selesaikan, akibatnya Anda justru bekerja sepanjang waktu, dan cenderung tanpa waktu jeda. Terlihat Anda begitu produktif, tapi yang terjadi Anda malah menjadi mudah lelah, karena mengabaikan waktu istirahat.
Anda menjadi ketagihan kerja, dan seolah ingin menyelesaikan banyak hal dalam satu waktu, sehari saja. Misalnya, sambil bekerja, Anda masih mengikuti kelas bahasa asing secara online, mengerjakan berbagai macam project, atau meeting tanpa henti.
Nah, Anda pun mengira, apa yang Anda lakukan itu produktif. Padahal, ada batas yang jelas antara menjadi produktif dan toxic productivity-dan barangkali, kamu mengalami jenis produktivitas yang kedua.
Sejatinya toxic productivity adalah istilah untuk menggambarkan pribadi yang terlalu banyak bekerja, sehingga mengesampingkan waktu istirahat. Istilah lain kurang lebih sama dengan “overworking“, “workaholic“, yang meski membuat Anda merasa produktif, tetapi ada aspek lain yang terabaikan. Yaitu, kesehatan mental.
Menurut Graheta Rara Purwasono, M.Psi, seorang psikolog dari Tim Rilive Psikologi Indonesia, seperti dikutip dari detik.com, toxic productivity tersebut memunculkan rasa bersalah jika tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, mengalami burnout yang membahayakan kesehatan, dan itu harus dihindari.
“Ketika seseorang menjadi terlalu produktif atau overworking, dia jadi tidak memiliki quality time bersama teman dan keluarga. Apalagi, waktu untuk me time, karena kamu terlalu sibuk untuk bekerja setiap saat,” katanya menjelaskan.
Bagaimana agar tidak terkena toxic productivity? Berikut saran dari tim Riliv Psikologi Indonesia:
1. Buat aturan kerja dan rehat yang jelas
Saat Anda merasa bahwa pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar dalam pikiran, hal itu menjadikan Anda sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya. Misalnya saat tepat untuk istirahat yang berkualitas atau kapan waktu pas untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Untuk itu, ada baiknya Anda segera membuat batasan yang jelas dan mengubah mindset Anda secara seimbang, antara waktu untuk pekerjaan dan hal lain yang juga berarti dalam hidup Anda. Misalnya dengan aturan:
- Tidak boleh bekerja selama tiga jam tanpa diselingi break
- Harus quality time dengan keluarga di minggu ini
- Harus tidur cukup selama 8 jam setiap hari.
2. Terapkan ‘professional detachment’
Jika Anda harus meeting hingga lima kali dalam sehari, atau lebih, ingatlah bahwa sejatinya masih ada yang lebih penting daripada pekerjaan, yaitu kesehatan fisik dan mental Anda sendiri.
Hal yang Anda pahami adalah bahwa menjadi profesional bukanlah satu-satunya identitas penting bagi Anda. Sebab sejatinya Anda juga orang tua, pacar, teman, dan lain sebagainya.
Karenanya, saat Anda menerapkan ‘professional detachment,’ Anda juga harus memperlakukan pekerjaan sebagai sesuatu yang akan Anda tangani setelah menjalankan tanggung jawab lain di luar itu.
3. Praktikkan mindfulness
Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika mindfulness dapat membantu Aada berhubungan dengan dunia dengan cara yang lebih sehat.
Lewat mindfulness, Anda akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiran Anda dan hal itu bukanlah toxic productivity.
Anda dapat menerapkan mindfulness dengan meditasi di Riliv Hening. Mudah dan praktis. Hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, dan pikiran Anda akan dijernihkan.
Ingat selalu produktivitas yang baik adalah produktivitas yang memberi Anda waktu untuk beristirahat, dan pada saat yang bersamaan, mendorong Anda untuk mencapai tujuan dengan cara yang sehat! (SA)