Apa sebenarnya zona nyaman itu sehingga para ahli meminta kita untuk meninggalkannya jika ingin hidup lebih sukses?
Sehatalami.co ~ BrianTracy, seorang penulis di bidang perkembangan diri menyebut zona nyaman sebagai musuh terbesar bagi perkembangan potensi manusia. “Ketika berada dalam zona nyaman, biasanya kita ingin terus berada di zona itu. Akibatnya, banyak kesempatan dalam hidup terlewatkan begitu saja karena kita terlalu asyik dalam zona nyaman itu,” kata Tracy.
Karena itulah, Henrik Edberg dalam Ways to Break Out of Your Comfort Zone and Live a More Exciting Life mengatakan bahwa kita bisa saja memilih untuk tinggal diam dalam zona nyaman kita yang aman, hangat, dan menyenangkan, tapi jika ingin berkembang, kita perlu melangkah meninggalkan zona tersebut.
Tak ada lagi yang mungkin diperbaiki
Apa sebenarnya zona nyaman itu sehingga para ahli meminta kita untuk meninggalkannya jika ingin hidup lebih sukses? Robert L. Webb, dalam tulisannya yang berjudul “Analyze Your Comfort Zone”, mengatakan bahwa zona nyaman adalah kehidupan, pekerjaan, juga lingkungan kita selama ini yang sudah sangat terbiasa bagi kita. Zona nyaman menentukan tipe teman dan orang yang kita dekati, juga gaya hidup yang kita pilih.
Seorang karyawati swasta di Jakarta, mengakui bahwa bekerja di kantor adalah zona nyamannya. “Terpikir, sih, untuk resign dari kantor suatu hari nanti, tapi sekarang saya belum berani. Soalnya, saya belum tahu bisa dapat uang dari mana,” ujarnya.
Seorang sales manager yang tinggal di Jakarta juga mengakui hal yang sama. “Saya bisa dapat fasilitas mobil dari kantor, gaji lumayan, karir juga naik terus dengan lancar. rasanya saya masih menikmati pekerjaan saya sekarang, deh! Kalau mesti bikin perusahaan sendiri, repot mikirin macam-macam,” katanya jujur.
Kondisi yang dirasakan oleh karyawati dan sales manager di atas sama seperti yang disampaikan oleh Dr Phil McGraw, seorang profesional di bidang kesehatan jiwa. “Ketika berada dalam zona nyaman, kita tidak siap untuk berubah, bahkan menolak perubahan apa pun yang membuat kita merasa tak nyaman lagi,” kata McGraw.
Rene Suhardono, penulis buku Your Job is not Your Career, mengingatkan bahwa zona nyaman bisa menjadi penghalang kemajuan. “Zona nyaman ada dalam pikiran kita, saat kita merasa tidak ada lagi yang dapat dilakukan, tidak ada lagi yang mungkin diperbaiki, ditingkatkan, dimajukan, dibuat menjadi lebih hebat dan luar biasa,” kata Rene.
Memang, diakui oleh Tracy dalam “Building the Courage to Break Out of Your Comfort Zone”, langkah pertama saat meninggalkan zona nyaman pasti akan diiringi oleh perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan—canggung, kaku, khawatir, merasa sendirian, atau malu. “Karena itulah, dibutuhkan sebuah keberanian untuk terus menggerakkan diri Anda menuju ke tujuan dan ambisi terbesar Anda,” demikian dikatakan Tracy.
Membiarkan pola negatif terus berulang
Zona nyaman untuk pekerjaan yang mapan di kantor, penghasilan tetap setiap bulan—memang benar-benar bisa dirasakan sebagai sebuah kenyamanan. Tapi Webb mengingatkan bahwa tak semua zona nyaman itu benar-benar nyaman, yaitu bebas masalah dan penderitaan.
“Bagi sebagian orang, justru masalah, penderitaan, nasib buruk, dan yang sejenisnya adalah zona nyamannya,” kata Webb. Ia menambahkan, “Orang-orang ini menemukan kenyamanan dengan mengeluhkan penderitaan mereka, dan berlindung di balik nasib buruk yang menimpa mereka.
Ia mencontohkan, situasi yang sering terjadi dalam dunia kerja. “Karyawan merasa nyaman dengan menyalahkan pihak manajemen, sebaliknya manajemen pun berusaha mencari-cari kesalahan karyawan untuk membuat dirinya nyaman juga,” ungkap Webb.
Yang harus diwaspadai, jika situasi ini tidak diperbaiki, pola yang sama akan terus berulang. “Baik manajemen maupun karyawan menjadi terbiasa dengan konfrontasi, dan juga kesalahan-kesalahan sehingga tanpa sadar mereka mengharapkan hal-hal buruk itu terus terjadi,” ujar Webb.
Membahayakan kesehatan
McGraw juga mengingatkan bahwa mempertahankan zona nyaman dapat juga membahayakan diri kita sendiri. “Comfort zone bisa berbahaya jika kehidupan Anda selama ini dipenuhi dengan perilaku yang tidak baik, kesalahan berpikir, dan pilihan-pilihan yang salah,” ungkap McGraw. Dan, karena tidak menyadarinya, seringkali kita tidak melakukan apa pun untuk memperbaikinya.
McGraw mencontohkan, seorang yang berbadan gemuk sering mengatakan bahwa mereka tidak terganggu dengan berat badannya, bahkan menyukainya. “Ketika kita merasa nyaman dengan kondisi sekarang dan membuat rasionalisasi sehingga tak perlu berubah, memang Anda tak menanggung risiko apa pun, bahkan tak perlu merasa takut dan khawatir akan apa pun, karena tidak ada yang akan berubah,” katanya.
Meski begitu, McGraw mengingatkan, jika itu yang Anda lakukan, Anda akan semakin terjebak dalam situasi yang sebenarnya tidak Anda inginkan.
Saatnya melangkah!
Ada satu tanda bahwa zona nyaman Anda harus segera ditinggalkan, “Jika Anda merasa tak puas dengan kondisi dan gaya hidup yang Anda jalani selama ini dan menginginkan kondisi kehidupan yang lain,” sebut Webb.
Rene juga mengingatkan, alasan mengapa zona nyaman harus segera ditinggalkan, “Zona nyaman tidak akan membawa Anda pada kemajuan dan tidak akan membuat kita menjadi diri sendiri yang sebaik-baiknya.”
Tentu saja, Anda sendirilah yang memegang tanggung jawab terbesar untuk mulai membuat perubahan. Mungkin awalnya akan terasa berat, tapi dengan latihan yang dilakukan secara bertahap, langkah pertama menuju zona nyaman lain dalam hidup Anda akan lebih ringan. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan para ahli untuk mengeluarkan keberanian Anda.
1. Impikan sesuatu yang besar
Langkah pertama untuk keluar dari zona nyaman menurut Tracy adalah berani membuat mimpi. “Sayangnya, menyusun sebuah rencana yang besar, menyenangkan, penuh tantangan, untuk mencapai sesuatu yang hebat, sering dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan oleh sebagian orang.”
Padahal, kunci untuk keluar dari zona nyaman, menurut Webb, adalah dengan meningkatkan citra diri kita. “Dengan meningkatkan keinginan dan harapan, semakin banyak kita melihat peluang untuk membuat mimpi menjadi kenyataan,” kata Webb yakin.
2. Belajar berfantasi untuk memperjelas mimpi
“Bayangkan perubahan-perubahan yang ingin Anda lakukan, harapan-harapan Anda serta persiapkan diri Anda secara mental dan emosional untuk perubahan itu dengan membayangkan seperti apa rasa atau bentuknya ketika Anda sudah berada di sana,” kata Webb.
Ia meyakini, semakin jelas fantasi kita tentang harapan-harapan kita, semakin sering kita mengulang-ulang fantasi itu, semakin kuat emosi kita terpengaruh, dan semakin jelas gambaran itu akan tercetak dalam alam bawah sadar kita. “Ketika imajinasi itu diterima oleh alam bawah sadar, ia akan mulai bekerja untuk mencari cara agar imajinasi itu menjadi nyata,” kata Webb.
3. Membuat sebuah komitmen
Keberanian kedua yang dibutuhkan adalah membuat komitmen yang total. Rengkuh erat-erat, dengan sepenuh hati, apa pun yang telah Anda putuskan. “Memang, tidak ada jaminan sukses di awal komitmen, tapi orang-orang sukses tidak takut menjalankan keputusan mereka dengan sepenuh hati. Jika mereka gagal, maka kegagalan itu terjadi setelah mereka berusaha dengan sangat keras, bukan dengan bermain aman dan berharap semuanya akan berjalan dengan baik,” ujar Tracy.
4. Berani tidak nyaman
Inilah yang paling penting, yaitu keberanian Anda melangkah menuju ketidaknyamanan. “Ketika kita berada dalam zona nyaman, kita tidak siap untuk berubah, bahkan Anda sangat jauh dari perubahan,” kata Dr Phil McGraw, yang juga menjadi host sebuah acara televisi bertajuk “Dr Phil” di Amerika Serikat.
“Anda selalu menolak perubahan dalam bentuk apa pun segera setelah Anda merasa tidak nyaman. Bahkan sangat mungkin Anda selalu bersikap menyangkal, resistan, bahkan konfrontatif terhadap masalah Anda,” tambahnya. Padahal, untuk tumbuh dan berkembang, kita perlu memutuskan rantai keterikatan pada zona nyaman kita sekarang ini.
5. Penuhi diri Anda dengan kenangan-kenangan positif
Bayangkan pengalaman di masa lalu, ketika Anda meninggalkan satu zona nyaman untuk menuju ke zona nyaman lainnya. “Fokuskan diri pada hal-hal positifnya. Bagaimana rasanya ketika Anda mengambil kesempatan baru, betapa menyenangkan ketika menemukan hal-hal baru, dan betapa Anda merasa bangga ketika berhasil keluar dari zona nyaman yang sebelumnya,” kata Webb.
6. Membuat langkah-langkah kecil
Edberg menawarkan solusi untuk menghadapi ketakutan yang sering muncul saat kita hendak melangkah keluar dari zona nyaman, “Perlahan-lahan, jauhi zona nyaman Anda sehingga perubahannya tidak terlalu menakutkan dan terasa tak nyaman untuk Anda,” katanya.
Edberg mencontohkan, “Ketika Anda mulai bersosialisasi, Anda takut orang lain tidak memperhatikan Anda, takut ditolak, takut tidak memiliki topik pembicaraan yang menarik untuk dilemparkan pada orang lain, dan sebagainya.”
“Lakukan langkah-langkah kecil terlebih dahulu, seperti sekadar mengucapkan ‘halo’ pada orang yang Anda temui, atau mulailah berbicara pada orang lain secara online, tanpa bertemu muka.”
Jadi, temukan di mana ketakutan Anda yang sebenarnya, dan buatlah langkah-langkah kecil untuk mengatasinya.
7. Ajak teman
Sama seperti ketika Anda ingin datang ke sebuah tempat atau pertemuan yang belum pernah Anda datangi, tentu akan terasa lebih nyaman ketika Anda punya teman. Melangkah keluar dari zona nyaman pun bisa Anda lakukan bersama orang lain. Tapi Edberg mengingatkan, “Ada kelemahannya jika Anda mengajak teman. Anda tidak bisa mengenal orang-orang baru di sekitar Anda karena terlalu asyik berbicara berdua saja.”
8. Berkenalan dengan hal-hal baru
Biarkan diri Anda dipenuhi dengan opini, pengalaman, dan pilihan-pilihan baru. “Bacalah biografi orang-orang yang bahkan mungkin tak pernah Anda dengar namanya sekalipun, baca buku dari pengarang yang juga tidak Anda kenal, dengan tema tulisan yang sebelumnya tidak pernah Anda baca,” usul Edberg.
9. Melakukan semuanya dengan “lebih”
Rene juga memberikan tip untuk keluar dari zona nyaman, “Pastikan hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini; selesaikan pekerjaan lebih teliti, lebih awal, lebih lengkap; belajar lebih, bekerja lebih, berkarya lebih, dan berkontribusi lebih.” (SA)