Waspada Gangguan Psikosomatik
Gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor psikis ini sering disebut sebagai gangguan psikosomatik. “Gangguan psikosomatik terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan saraf otonom, sistem-hormonal tubuh, gangguan organ-organ tubuh serta sistem pertahanan tubuh. Berbagai kelainan organ yang terjadi dapat dihubungkan dengan faktor-faktor yang menyebabkan kelainan organ tersebut,” jelas Ari.
Psikosomatik adalah gangguan kesehatan fisik yang disebabkan oleh faktor kejiwaan dan sosial seperti stres. Gejalanya bisa berupa keluhan ringan – sakit kepala, sakit maag, dan nyeri otot – hingga penyakit berat seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, dan diabetes.
Stres akan memacu peningkatan produksi hormon kortisol yang akan mempengaruhi metabolisme tubuh, kerja otak, mengganggu keseimbangan kerja sistem saraf, hormon, imunitas, dan fungsi organ tubuh sehingga berdampak pada kesehatan fisik. Jadi, gangguan psikosomatik bisa diartikan sebagai penyakit gabungan fisik dan mental. Yang sakit sebenarnya jiwanya tapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.
Gagguan psikosomatik bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gangguan fungsional dan gangguan struktural. Pada gangguan fungsional tidak ditemukan kelainan fisik yang berarti, namun penderita mengeluh sakit kepala, sakit maag, dan nyeri otot.
Sedangkan pada gangguan struktural, timbul penyakit pada fisik atau organ, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma, dan diabetes.
Manajemen stres untuk mencegah gangguan psikosomatik bisa dilakukan dengan berpikir realistis, meningkatkan keimanan, olahraga, relaksasi, menyalurkan hobi, cukup tidur, dan menjalani pola makan sehat. Selain itu, hipnoterapi juga bisa menjadi pilihan solusi untuk mengatasi gangguan psikosomatik. (SA)