Sehatalami.co ~ Prevalensi penyakit ginjal di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya, dan bahkan menjadi peringkat ke-10 sebagai penyebab kematian.
Hal tersebut diungkapkan oleh dr Elvieda Sariwati MEpid, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dalam webinar virtual Hari Ginjal Sedunia, Rabu (9/3/2022).
Hari Ginjal Sedunia, jatuh pada setiap pekan kedua Maret, yang kebetulan jatuh pada Kamis, 10 Maret 2022. Dalam kesempatan memperingati Hari Ginjal Sedunia 2022, tersebut dr. Elvieda mengungkapkan beragam informasi seputar penyakit ginjal.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) sendiri merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian global sebesar 4,6 persen pada tahun 2017 lalu. Angka tersebut diperkirakan akan tersebut meningkat dan menjadi penyebab kematian tertinggi ke-5 di seluruh dunia pada tahun 2040.
“Menurut IHME Global Burden of Disease tahun 2019, untuk di dunia penyakit chronic kidney ini menyebabkan kematian nomor 11, namun di Indonesia dari data tersebut penyakit chronic kidney di nomor 10, yaitu sebanyak 42.131 kematian,” tutur dr Elvieda Sariwati MEpid.
Dijelaskan, banyak gejala penyakit ginjal kronis (PGK) yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien dan membatasi kehidupan sehari-hari. Karena itu menjadi penting untuk melakukan deteksi secara dini gejala yang bisa muncul agar bisa mendapatkan terapi yang tepat.
Gejala penyakit ginjal kronis ini menurut Tony Richard Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) setidaknya ada 9 gejala umum yang patut diwaspadai, seperti:
- Mudah lelah
- Mobilitas Terbatas
- Nyeri
- Stres/mudah cemas
- Gangguan kognitif
- Sulit tidur
- Kram
- Kaki gelisah
- Gangguan pencernaan
“Gejala klinis, kita mudah lelah dan lainnya,” tuturnya
Pada kesempatan yang sama, Tony menjelaskan dampak penyakit ginjal sangat mempengaruhi kehidupan pasien, baik itu keterbatasan dalam aktivitas sosial, keuangan, perubahan gaya hidup, dan pola diet.
“Mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam beraktivitas tentunya, baik itu pekerjaan, bepergian, pendidikan, serta keluarga dan sahabat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, adanya penanggulangan dan Hari Ginjal Sedunia ini diharapkan tidak ada lagi kesenjangan pelayanan kesehatan di masyarakat terkait masalah ginjal, mengurangi ketidaktahuan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya tahu penyakit ginjal. (SA)