- Para orangtua memiliki pe-er yaitu membantu membangun benteng pertahanan tubuh anak-anak agar lebih kokoh dan lebih kebal, secara fisik maupun mental, sehingga anak-anak tidak mudah lelah, dan stres dengan seabrek kegiatan dan aktivitasnya, baik di dalam kelas maupun saat berada di luar kelas.
- Pola makan yang baik untuk tubuh manusia adalah protein dan karbohidrat secukupnya, sedangkan sayur dan buah segar lebih banyak. Jika diperbandingkan kira-kira 40% protein dan karbohidrat, 60% buah dan sayuran segar.
Sehatalami.co ~ Musim hujan, ditambah suasana wabah penyebaran virus corona (COVID-19) membuat banyak orangtua mulai was-was. Dalam seminggu setelah pengumuman adanya WNI yang positif tertular virus corona, diberitakan mulai banyak warga yang panik (panic buying); mulai memborong sembako, produk pencucui tangan, bahkan masker pun diborong oleh pembeli yang panik. Sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Sebab sejatinya yang terpenting justru adalah meningkatkan level daya tahan tubuh atau kekebalan tubuh kita. Toh, virus hanya bisa menyerang mereka dengan sistem imun yang lemah. Begitu pula terhadap anak-anak kita. Lebih baik kita berusaha menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka dari pada menanamkan kepanikan yang tidak perlu.
Anak-anak di sekolah memiliki berbagai kegiatan, sehingga mau tak mau menuntut daya tahan anak yang lebih kuat, sehingga mereka tidak cepat lelah. Para orangtua memiliki pe-er yaitu membantu membangun benteng pertahanan tubuh anak-anak agar lebih kokoh dan lebih kebal, secara fisik maupun mental.
Dengan demikian, anak-anak tidak mudah lelah, dan stres dengan seabrek kegiatan dan aktivitasnya, baik di dalam kelas maupun saat berada di luar kelas. Lalu bagaimana caranya meningkatkan level kekebalan tubuh anak-anak kita.
TINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH ANAK
“Anak berumur lebih dari 2 tahun sebenarnya sudah relatif kebal (dibanding anak yang lebih muda), sehingga mereka cenderung jarang sakit, demikian menurut Dr. Zakiudin Munasir, SpA (K), dokter konsultas Alergi-Imunologi Anak. ” Apalagi anak usia sekolah, 4-6 tahun, kekebalan tubuhnya sudah semakin baik.
Tetapi kita tahu, anak-anak usia sekolah, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, misalnya mereka dihadapkan pada aktivitas padat sejak bangun yang harus pagi, waktu banyak tersedot untuk perjalanan, makin aktif bermain, banyak tugas sekolah, bisa saja itu membuat tubuhnya cepat lelah.
Apalagi jika makanan yang dikonsumsi kurang bergizi, kontak dengan lebih banyak orang di sekolah dalam cuacara yang tidak mendukung, akan membuat anak mudah terserang penyakit, misalnya flu.
Sebenarnya Sang Pencipta sudah menganugerahi tubuh dengan sistem kekebalan yang memadai. Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus (misalnya influenza), sebenarnya kekebalan tubuh mampu mengatasinyanya sendiri. Cukup dengan memberi anak masukan gizi dan istirahat yang cukup.
Namun karena kita hidup di lingkungan tropis, selain virus juga banyak bakteri bertebaran, apalagi yang terbaru ada virus corona, maka biasanya dokter terpaksa memberi antibiotika untuk menumpas infeksi sekunder dari bakteri. Apalagi di kota besar seperti Jakarta yang padat penduduknya sehingga memungkinkan penularan penyakit infeksi dengan cepat. Walaupun demikian, tetaplah bersikap wajar.
Meski begitu, menurut Dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), dokter konsultas Alergi-Imunologi Anak, orangtua juga perlu hati-hati, jangan asal minum obat imuno modulator/perangsang kekebalan tubuh jika anak tidak sakit. Obat hanya perlu diminum jika anak memang sedang sakit.
Berikut ini beberapa tips sehat alami agar anak memiliki tingkat kekabalan tubuh yang memadai untuk melawan serangan berbagai macam virus, termasuk viros corona.
1. Jangan bersikap berlebihan
Serba takut kotor di sekeliling anak, sehingga tubuh anak tidak belajar untuk membangun pertahanannya. Membatasi anak dalam lingkungan yang serba steril justru melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.
2. Biasakan cuci tangan
Meski tidak terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang kotor, tetapi kebiasaan mencuci tangan tetap baik dilakukan secara rutin terutama setelah bermain tanah dan sehabis BAB. Biasakan anak-anak membasuh tangan dengan sabun setiap pulang sekolah atau selesai bermain di luar rumah.
3. Awasi jadwal tidur
Anak perlu 8-10 jam tidur pada malam hari. Kalau kurang dari itu mereka perlu istirahat, lebih baik jika bisa menambahnya dengan tidur siang. Anak yang lelah dan kurang tidur lebih mudah sakit.
4. Jika anak terserang flu
Sebaiknya istirahatkan di rumah, minimal selama 3 hari dengan memberi masukan gizi yang baik, serta minum air yang cukup. Istirahat seperti ini selain penting untuk mempercepat pemulihan juga menghindari penularan kepada anak-anak lain.
5. Menyembuhkan diri sendiri
Sampaikan pada anak-anak penjelasan sederhana tentang kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri. Dalam keadaan sehat, badan kita kuat dan sanggup mempertahankan diri dari serangan penyakit, juga mampu menyembuhkan diri sendiri. Waktu terbaik untuk menjelaskan ini adalah saat terkena sayatan, atau terbentur benda keras. Kita hanya perlu membantu memberi antiseptik misalnya dengan memberi obat merah.
6. Jangan memberas-besarkan masalah
Penelitian di American Colleges of Rheumatology Annual Meeting menunjukkan, terlalu membesar-besarkan penyakit pada anak yang sedang menderita penyakit kronis justru menunjukkan kelemahan tubuh anak dan membuat anak mudah cemas.
7. Bergaul itu sehat
Bantu anak untuk banyak berhubungan dengan anak ataupun orang lain. Penelitian New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa anak-anak berumur di bawah 13 tahun yang tidak bergaul dengan anak-anak lain peluangnya terkena asma menjadi lebih besar.
LEBIH KUAT DENGAN POLA MAKAN ALAMI
Tubuh yang mengalami kekurangan gizi (protein, vitamin dan mineral) akan mengalami gangguan kekebalan karena nutrisi sangat berperan pada sistem imunitas tubuh, demikian menurut Dr. Zakiudin Munasir, SpAK.
Protein merupakan bahan pembentuk imunoglubolin serta sel-sel kekebalan tubuh, sedangkan vitamin A, C, E mempunyai efek antioksidan yang dapat mencegah atau mengurangi pembentukan zat radikal bebas dalam tubuh yang akan mengganggu sistem kekebalan.
Anak-anak usia 4-6 tahun sebenarnya belum memerlukan suplemen khusus, demikian keterangan ahli nutrisi Andang Gunawan, ND. Kecuali jika dalam kondisi setelah sakit berat atau, menjalani operasi, atau tinggal di daerah tinggi polusi.
Jika terpaksa mengkonsumsi suplemen, pilih yang biasa dikonsumsi orang dewasa (justru biasanya bebas pewarna dan perasa) dengan dosis ¼ -1/5 dosis orang dewasa.
“Batasi makanan bergula, karena gula menyebabkan ketergantungan. Waspadai zat-zat lain yang merugikan kesehatan yang banyak dimasukkan dalam jajanan anak-anak, misalnya MSG, pewarna, pengawet. Lebih aman bekali anak-anak makanan dari rumah,” saran Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi.
8. Pentingkan variasi
Semua zat gizi penting bagi tubuh, termasuk untuk sistem saraf yang mengendalikan stres. Setiap zat gizi tak mungkin bekerja sendiri, semuanya berhubungan, saling membutuhkan satu dengan yang lain. Maka membiasakan anak mengkonsumsi jenis makanan yang bervariasi adalah sangat baik.
9. Berlebihan protein
Pandangan bahwa protein adalah zat makanan yang paling penting untuk pertumbuhan anak, menyebabkan para orangtua memberi protein hewani secara berlebihan. Efeknya akan menyebabkan kondisi darah terlalu asam dan metabolisme tubuh terganggu.
Pola makan yang baik untuk tubuh manusia adalah protein dan karbohidrat secukupnya, sedangkan sayur dan buah segar lebih banyak. Jika diperbandingkan kira-kira 40% protein dan karbohidrat, 60% buah dan sayuran segar.
10. Harus sedikit dipaksa
Jika anak sudah terbiasa dengan makanan bergula memang tidak mudah membatasinya, karena gula menyebabkan ketergantungan. Kiat paling aman adalah membiasakan anak-anak makan buah segar yang manis hingga bisa mengendalikan ketagihan pada gula.
Yang perlu diingat selagi makan buah, jangan memberi makanan lain, karena akan mengganggu pencernaan yang berefek tidak stabilnya gula darah. Kadar gula darah yang tidak stabil inilah yang menyebabkan anak sulit membatasi makanan manis.
11. Atur pola makan anak
Mulailah dengan membatasi jenis makanan yang mudah mempengaruhi suasana hati, misalnya gula dan makanan yang mengandung gula (tidak termasuk buah) seperti permen, camilan bergula, cokelat, soft drink, roti manis, biskuit.
Termasuk makanan instan seperti mi. Beri makanan yang bisa memperkuat neurotransmitter pengendali stres, yaitu makanan yang kaya asam amino triptophan, vitamin B, vitamin C, dan E, betakaroten, asam folat, kalsium, magnesium, kalium, iron dan seng.
Meski zat gizi lain juga penting, namun jika anak sedang stres asupan zat-zat tersebut bisa ditingkatkan. Beri anak pisang, pepaya, mangga, jeruk, wortel, nasi merah, oatmeal, susu dalam bentuk yogurt yang kaya nutrisi tersebut di atas,
12. Selektif itu perlu
Selama anak dalam kondisi stres usahakan tidak memberi makanan yang sulit dicerna seperti daging berlemak, makanan gorengan. Dalam kondisi stres begini bukan hanya saraf kepala yang tegang, namun seluruh saraf tubuh, termasuk saraf pencernaan.
Tidak mengherankan jika proses pencernaan menjadi lebih lamban. Makanan yang tidak tercerna bisa memberi masalah baru yaitu toksin yang menyebabkan kegemukan dan gangguan kesehatan yang lain. (SA)