Menurut hasil penelitian, terlalu lama anak mengawasi layar gadget, mata anak akan mendapat gangguan kesehatan yang menyebabkan anak perlu mengenakan kacamata. Selain itu, kurang gerak karena malas bermain di luar, menyebabkan anak menderita kegemukan atau obesitas.
Sehatalami.co ~ Lebih banyak anak berkacamata di perkotaan dibanding di pedesaan. Dengan kata lain, anak-anak di kota lebih berpotensi mendapat gangguan mata daripada anak-anak di desa. Penyebabnya adalah gadget. Mereka akrab dengan games di komputer, telepon genggam, PC tablet, nonton televisi dll. Alat-alat modern tersebut membuat anak asyik memainkannya, tidak lagi berkeinginan main layangan atau main bola di luar rumah, atau membaca buku.
Memang era kemajuan teknologi, selain berdampak pada semakin mudahnya aktivitas manusia, juga memiliki efek negatif terhadap kesehatan, khususnya mata. Dikutip dari laman radarsurabaya.jawapos.com, dokter spesialis mata RS Adi Husada Surabaya Widodo Purnomo menjelaskan, salah satu faktor rusaknya mata atau penglihatan adalah kebiasaan, seperti membaca sambil tiduran atau dibawah penerangan yang kurang, keseringan bermain ponsel atau gadget, dan berlama-lama di depan komputer.
“Ponsel dan gadget mempunyai kekuatan lima kali dalam merusak mata karena biasanya jaraknya dekat dengan mata,” kata Widodo. Sedangkan komputer memilik kemampuan merusak mata sebesar tiga kali dan televisi mempunyai kekuatan dua kali.
Keluhan yang sering dirasakan biasanya mata capek, berair, mata merah, pedas dan mblereng (pandangan kabur, Red). “Ini karena penggunaan gadget yang terlalu lama dan tidak tepat,” ungkap Widodo.
Widodo mengatakan, sebaiknya anak jangan dibiasakan menggunakan gadget atau ponsel lebih dari satu jam dan sambil tiduran. Posisi yang baik adalah duduk agar badan rileks.
Selain itu, pemilihan penerangan di ruangan yang cukup dan kontras pada layar juga harus diperhatikan. Jangan sampai bermain gadget atau ponsel di kamar yang gelap. Kontras pada layar juga jangan terlalu terang atau gelap.
“Ini berlaku untuk semua umur. Jika terus berlangsung, mata akan mengalami gangguan. Yang banyak terjadi adalah mata minus,” tutur Widodo. (bersambung).