Diduga asupan DHA yang mencukupi juga berhubungan dengan peningkatan kemampuan kognitif dan keberhasilan pendidikan pada masa kanak-kanak.
Sehatalami.co ~ DHA atau docosahexaenoic acid, merupakan salah satu jenis asam lemak tak jenuh ganda yang kini tengah menjadi bintang paling bersinar. sumber utama DHA antara adalah air susu ibu (ASI). Sebuah hasil penelitian menyebutkan bayi yang mendapatkan ASI memiliki kemampuan psikomotorik lebih baik daripada bayi peminum susu formula.
Sebab ASI mengandung DHA, sedangkan susu formula tidak. Sebagaimana susu segar, susu formula hanya mengandung asam alfa-linolenat yang masih harus disintesis lagi oleh tubuh agar menjadi DHA.
Diduga asupan DHA yang mencukupi juga berhubungan dengan peningkatan kemampuan kognitif dan keberhasilan pendidikan pada masa kanak-kanak. Kemajuan ini diduga sebagai dampak pemberian DHA pada masa pertumbuhan otak dini. Tetapi kemajuan tersebut bukan merupakan dampak langsung dari asupan DHA.
Kecerdasan bukan capaian yang ditentukan hanya oleh satu variabel. Menurut dr. Utami Roesli, Sp.A., M.B.A., secara umum kecerdasan ditentukan oleh dua hal, yakni faktor genetis dan faktor lingkungan.
Faktor genetis merupakan bawaan dari orangtua dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Hanya faktor lingkungan yang bisa dimanipulasi.
Pertumbuhan optimum fisik biomedis otak, menurut dr. Utami, merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kecerdasan anak. Hal ini bisa dicapai dengan asupan makanan bergizi selama proses tumbuh-kembang otak berlangsung pesat. Namun kapasitas otak bukanlah satu-satunya penentu.
Stimulasi sejak dini, bahkan sejak janin dalam kandungan, merupakan variabel lain yang menentukan tingkat kecerdasan anak. Para ahli telah membuktikan bahwa rangsangan terus-menerus selama 2 tahun dapat meningkatkan IQ anak usia 4 – 5 tahun hingga 15 – 30 poin. Faktor lingkungan lainnya adalah pertumbuhan emosional dan sosial yang sehat, yang mengutamakan limpahan kasih sayang pada anak.
Senada dengan dr. Utami, Prof. Hans E. Monintja, dr. Sp.A.(K) mengemukakan, pertumbuhan otak yang optimum bukanlah satu-satunya faktor penentu kecerdasan anak. Seperti dikemukakannya dalam tulisan ilmiah “DHA dan AA (LCPUFA) pada Formula Bayi dan Anak”, guru besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini sekali lagi menekankan pentingnya rangsangan, latihan, dan kasih-sayang terus-menerus pada usia responsif anak. (bersambung).