Konon buku memiliki kekuatan magis untuk mempengaruhi otak anak, mulai dari mengatasi gangguan emosi hingga perilaku negatif. Bagaimana cara dan metodenya? Simak lebih lanjut artikel ini!
Sehatalami.co ~ Tahukah Anda jika sejak zaman Mesir Kuno (sekitar abad ke-2 SM), banyak orang percaya bahwa buku mempunyai pengaruh yang luar biasa untuk menyembuhkan (efek terapi). Di sini, yang dimaksud berefek terapi bukanlah kegiatan membaca buku.
Tetapi isi buku atau cerita di dalamnya yang mempengaruhi cara berpikir anak-anak. Tulisan atau cerita itulah yang dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan emosi dan perilaku (bibliotherapy). Cerita mempengaruhi otak anak secara luar biasa, karena pada usia tersebut imajinasi mereka sedang berkembang pesat.
Saat itu, gelombang otak (terutama pada anak berusia 0-3 tahun) berada pada level alfa (8-12 Hz). Pada kondisi ini, seperti yang terjadi pada proses hipnosis, otak sangat mudah menyerap informasi dan menerima segala sesuatu yang ditangkap oleh panca indera.
Itulah sebabnya, cerita yang diwarnai kisah keajaiban umumnya mampu menyihir anak-anak untuk larut ke dalam alur dan karakter tokohnya. Kemampuan menyihir ini penting, karena pada saat itulah cerita dapat menjangkau alam bawah sadar.
Seiring berjalannya waktu, bibliotherapy memang terus berkembang. Terapi yang bersumber dari buku tersebut kini lebih dikenal dengan mendongeng (storytelling) dan diaplikasikan dalam dua metode, yakni bersifat aktif dan pasif.
Disebut metode aktif, bila anak dilibatkan dalam cerita. Sedangkan yang disebut metode pasif, ialah jika anak hanya mendengarkan. Efektivitas kedua metode tersebut sangat bergantung pada kasus dan kondisi masing-masing. (bersambung).