Selain latihan fisik dan pengaturan pola makan, insulin adalah pilar utama untuk pengobatan DM tipe 1. Dokter dan tim perawat akan menentukan dan mengatur dosis pemakaian insulin untuk siang hari atau malam hari sesuai dengan kebutuhan individual anak dan dosis yang diperlukan.
Sedangkan DM tipe 2 tergantung pada kondisi individual anak. Pada studium awal, penurunan berat badan, pengaturan pola makan, dan latihan fisik bisa dimungkinkan. Tapi, bila cara-cara ini tidak membuahkan hasil, barulah digunakan obat-obatan. Bila obat-obatan oral masih kurang, digunakan insulin.
Yang harus dilakukan orangtua
Orangtua harus bekerja sama dengan tim dokter dan ahli gizi untuk memonitor dan membantu anak menjalani kehidupan kesehariannya. Orangtua harus mengetahui apa itu DM, pengobatan dan penanganan gizi, serta pencegahan agar derita yang dialami anak tidak semakin parah, serta apa yang harus dilakukan sebagai penanganan pertama jika terjadi keadaan darurat pada anak DM.
Orangtua harus bisa membantu anak DM untuk menjauhkan diri dari faktor resiko terjadinya kompliklasi, seperti penyakit jantung koroner (PJK), karena anak dengan DM berisiko lebih besar dibanding anak normal. Antara lain dengan menjauhi, rokok, alkohol, dan zat psikotropika.
Orang tua supaya waspada terhadap gejala-gejala yang mengarah pada depresi, gangguan makanan, dan ketidakmampuan anak untuk menggunakan insulin. Memberitahu anaknya gejala kekurangan gula darah sebagai ciri khas DM (muntah-muntah, sakit perut, sulit bernafas) dan membantu anak dapat menggunakan alat monitor gula darah, serta dapat memilih menu makanan sendiri berdasarkan diet tepat untuk penderita DM.
Mengingat betapa komplesnya perawatan yang harus diberikan, maka DM, khususnya DM tipe 1 yang khas terjadi pada anak, patut mendapat perhatian karena penyakit tersebut telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor 5 di dunia.
WHO melaporkan, jumlah kematian akibat penyakit DM di seluruh dunia 3,2 juta orang/tahun. Itu artinya, setiap menit, 6 orang meninggal dunia akibat DM. Bagi orangtua tidak mampu dengan anak DM, dapat mengurus kartu Askeskin di Puskesmas terdekat, agar biaya berobat dapat dibayarkan hingga 100% di RS pemerintah. (SA)