- Bentuk kejang yang terjadi tidak selalu harus kejang otot, bisa berupa bentuk yang lain seperti mata terbalik ke atas atau gerakan sentakan berulang tanpa adanya kekakuan.
- Kejang itu sendiri dapat didahului oleh beberapa sebab, seperti demam, trauma kepala, keracunan, penyakit ayan, infeksi otak, reaksi alergi, atau akibat obat tertentu.
- Solusi yang dapat diberikan sangat tergantung terhadap faktor penyebab. Untuk mengetahuinya diperlukan analisa dan pengamatan yang seksama dari ahlinya, yaitu dokter anak atau dokter spesialis saraf anak.
Sehatalamai.co ~ Seorang anak perempuan (umur 3 tahun 3 bulan) mengalami kejang ( stuip) sejak umur 8 bulan hingga 2 tahun. Dan sudah 6 kali kejadian terulang, walau suhu badannya ‘hanya’ 37-38 derajat. Pada saat stuip pertama, ia dibawa ke dokter spesialis saraf anak; dan sejak itu, ia mesti minum obat sirup Depakene, 2 kali sehari selama 3 tahun. Setelah setahun minum obat, gejala kejang itu sudah berhenti.
Pertanyaannya apakah kejang itu dan sebenarnya apa penyebabnya? Juga bagaimna hal itu bisa terjadi. Kejang terjadi karena keadaan gangguan mutan listrik pada sel-sel saraf, yang menimbulkan perubahan mendadak fungsi otak.
Kejang bervariasi dalam keparahannya dari mulai yang ringan dimana orang yang bersangkutan masih sadar dan merasakan seperti kesemutan dan menghilangnya rasa (ba’al) pada bagian tubuh, sampai kondisi kejang yang berat dengan gejala otot-otot menegang dan kaku disertai kehilangan kesadaran.
Jika kejang muncul terlalu sering disertai ketegangan otot-otot yang tidak terkontrol maka diperlukan penanganan yang segera untuk mencari sumber permasalahannya, walaupun proses kejang hanya berlangsung beberapa menit. Apalagi jika disertai dengan gangguan kesadaran.
Antara kejang otot dan kejang demam
Bentuk kejang yang terjadi tidak selalu harus kejang otot, bisa berupa bentuk yang lain seperti mata terbalik ke atas atau gerakan sentakan berulang tanpa adanya kekakuan. Kejang itu sendiri dapat didahului oleh beberapa sebab, seperti demam, trauma kepala, keracunan, penyakit ayan, infeksi otak, reaksi alergi, atau akibat obat tertentu.
Kejang demam terjadi akibat kenaikan suhu tubuh. Kenaikan suhu tubuh ini tidak harus didahului oleh demam tinggi. Dalam kondisi sensitif, pada suhu 38 derajat saja sudah dapat terjadi kejang. Walaupun pada dasarnya serangan kejang akan hilang dengan sendirinya, tetapi diperlukan penelaahan yang seksama berupa analisa oleh ahlinya.
Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 15 menit.
Selain faktor risiko demam, kejang juga dapat disebabkan adanya riwayat genetik berupa kejang demam pada orangtua atau saudara kandung, masalah pada saat dalam kandungan, proses perkembangan yang terlambat, atau bisa juga dicetuskan oleh menurunnya atau rendahnya kadar natrium.
Penanganan kejang
Penanganannya dapat dibagi menjadi 3 hal: 1. penanganan fase akut, 2. pengobatan profilaksis, mencegah terjadinya pengulangan tersebut, 3. mencari dan mengobati faktor penyebab utama.
Pada penanganan fase akut yang penting diperhatikan adalah pada saat serangan timbul, yaitu posisi jalan nafas harus bebas dengan cara posisi tubuh anak dimiringkan untuk mencegah masuknya cairan ludah atau muntahan ke dalam saluran nafas.
Bila serangan kejang demam tersebut telah dapat diatasi, maka selanjutnya diberikan obat untuk mencegah terulangnya kembali kejang tersebut. Tetapi yang paling penting adalah mencari faktor penyebab dari timbulnya atau mudahnya timbul kejang. Pada anak usia 3 tahun maka ia masih dalam usia rawan untuk muncul kejang lagi (menurut konsensus kejang 1980, demam bayi terjadi pada umur 3-5 tahun).
Solusi yang dapat diberikan sangat tergantung terhadap faktor penyebab. Untuk mengetahuinya diperlukan analisa dan pengamatan yang seksama dari ahlinya, yaitu dokter anak atau dokter spesialis saraf anak.
Secara Naturopati banyak hal yang dilakukan dalam menangani masalah kejang, misalnya pengaturan pola makan (seperti menghindari penggunaan pemanis buatan), menghindari makanan olahan atau yang diproses.
Pada anak yang sensitif, kejang dapat muncul akibat kepekaan terhadap kandungan asam amino phenylalanine yang banyak terdapat pada produk susu dan hasil olahannya, daging, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Nutraceutical yang diberikan sangat tergantung pada faktor penyebab, bisa gamma linoleic acid, kalsium, magnesium, mangan, zinc, dimethylglycine atau asam amino taurin. Bahan alam yang diberikan juga tergantung dari faktor penyebab, yaitu bitter melon, chamomile, dong quai, ataupun kava kava. (SA)
Sumber: Dr. Amarullah H. Siregar, DIHom, DNMed, MSc, PhD.