- Curcumin adalah salah salah satu senyawa aktif dari kunyit dan temulawak yang diekstrak tunggal dan diuji-cobakan kepada tikus.
- Sedang jamu dalam hal ini dalam bentuk utuh kunyit dan temulawak, memiliki ratusan senyawa aktif. Jadi curcumin tidak bisa di bandingkan dengan jamu.
- Curcumin meningkatkan reseptor justru secara imunologis bagus, karena sebuah antigen (kimia, virus, bakteri dsb) hanya bisa diproses kalau reseptornya banyak. Jadi kalau curcumin meningkatkan reseptor ACE berarti virus corona-nya lebih mudah diproses.
Dear Dr Prapti Utami,
Saya pembaca portal berita gaya hidup sehat alami secara menyeluruh (sehatalami.co), dan suka membaca rubrik Home for Sharing – Herba Corner yang dr. Prapti Utami, asuh. Belum lama ini, saya mendapatkan broadcast di WA grup, yang menyampaikan agar kita tidak mengonsumsi/minum kunyit dan temulawak karena mengandung curcumin.
Disebutkan dalam WA grup tersebut, yang mengutip pernyataan dosen biologi di ITB bahwa, beberapa penelitian ilmuan membuktikan bahwa curcumin meningkatkan ekspresi enzim ACE2 (Angiotensin-converting-enzyme2) yang merupakan receptor Covid-19, sehingga membuat tubuh lebih mudah menerima Covid-19.
Juga dikatakan bahwa menurut masukan dari Prof. Daryono (Dekan Sekolah Farmasi ITB), dikatakan bahwa curcumin dapat meningkatkan ekspresi ACE2 receptor. Begitu juga dari correspondence yang dikeluarkan The Lancet, disebutkan bahwa coronavirus berikatan dengan targetnya dibantu oleh ACE2 receptor.
Pertanyaannya, bagaimana menanggapi isi konten tersebut, apakah benar kita harus menghindari mengonsumsi temulawak dan kunyit, yang mengandung curcumin? Mohon penceraahan.
Nurul Huda, Ciracas Jakarta Timur.
Jawab dr Prapti Utami, M.Si | Founder Herbal Medicine Class
Pak Huda yang baik,
Terkait dengan curcumin feat Covid-19, yang Anda sebutkan di atas. Pertama, perlu diketahui bahwa curcumin berbeda dengan kunyit. Curcumin adalah salah satu senyawa aktif dari kunyit dan temulawak yang diekstrak tunggal dan diuji-cobakan kepada tikus. Sedang jamu dalam hal ini dalam bentuk utuh kunyit dan temulawak, memiliki ratusan senyawa aktif. Jadi curcumin tidak bisa di bandingkan dengan jamu. Jadi curcumin itu beda dengan temulawak dan kunyit.
Kedua, curcumin meningkatkan reseptor justru secara imunologis bagus, karena sebuah antigen (kimia, virus, bakteri dsb) hanya bisa diproses kalau reseptornya banyak. Jadi kalau curcumin meningkatkan reseptor ACE berarti virus corona-nya lebih mudah diproses. Studi-studi faktor risiko kematian karena covid justru adalah karena penggunaan obat anti-hipertensi golongan penghambat ACE.
Jadi meskipun, bisa jadi karena pasiennya hipertensi, sehingga dia pakai obat antihypertensive golongan penghambat ACE. Kerusakan organ akibat Covid-19, adalah karena inflamasi yang tidak terkontrol, sedangkan curcumin dan sumber alamnya sepert kunyit dan temulawak memiliki kekuatan antiinflamasi ( Dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD Divisi, dalam Publikasi Ilmiah oleh Marisza Cardoba Foundation).
Ketiga, saat Corona Virus masuk tubuh akan dikenali dan segera disimpan datanya dan disimpan di sel memori untuk selanjutnya tubuh membentuk antibodi selama 7 hari. Logikanya, jika semakin dikenal semakin cepat tubuh membentuk antibody. Lebih bagus bukan?
Jadi, yang paling penting untuk selalu diingat adalah Corona Virus TIDAK ADA OBATNYA, DIA AKAN HILANG SENDIRI KARENA DAYA TAHAN TUBUH KITA YANG KUAT.
Karena itu, minum rempah-rempah bukan menangkal, tetapi lebih kepada membereskan peradangan untuk kemudian meningkatkan daya tahan tubuh supaya saat virus datang kita sedang memiliki kekuatan antibodi.
Ingat juga, keseimbangan kehidupan yang lain, tidur cukup, makan bergizi dan seimbang, kelola stress ini yang memperparah daya tahan tubuh karena kortisol yang meningkat akan menghambat suplai oksigen ke seluruh sel tubuh kita. Demikian semoga bisa membantu, ya. (SA)