Orangtua adalah fasilitator
Hasil dari tes-tes tersebut memang bisa membuat orangtua lebih memahami kekuatan dan kelemahan anaknya, sehingga anak lebih mudah diarahkan ke bidang yang diminatinya.
Namun, Ayu selalu meminta orangtua untuk tetap membantu anak mengeksplorasi bidang mana yang paling disukainya dalam area kecerdasannya itu dan tidak memaksakan kehendak atau keinginan orangtua. Anak yang kemampuan musikalnya bagus belum tentu senang les piano, karena mungkin bakatnya akan lebih berkembang di alat musik yang lain, menyanyi, atau mengarang lagu.
Meski begitu, orangtua untuk tidak terlalu gegabah dalam meyakini bakat anaknya. Anak-anak yang masih belia ini sedang berada dalam masa eksplorasi, maka biarkan anak mengeksplorasi kehidupan menurut mata hatinya sendiri, jangan dibatasi oleh pendapat dan pandangan orangtua. Tanaman yang dibonsai memang bisa indah, tetapi kalau anak kita terbonsai tentu sangat tidak indah!
Karenanya, orangtua sebaiknya berperan sebagai fasilitator. Bila berada di depan, tugas orangtua memberi contoh, bukan memaksakan kehendak; bila berada di antara anak-anak, orangtua harus memberi semangat; dan bila anak sudah melangkah orangtua mengikuti serta menjaga kebutuhan mereka.
Mengutip kata-kata bijak dari Kahlil Gibran, ”Anakmu bukan anakmu! …curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri… Engkau sekedar busur yang melesatkan mereka sebagai anak panah, melesat cepat menuju ke tempat jauh.”
Jadi, tak ada salahnya mengetahui potensi anak Anda, tapi jangan lupa biarkan mereka berkembang bebas sesuai dengan keinginan hatinya, agar dapat melesat cepat menuju masa depannya. (SA)