Gaya hidup dan pola makan dapat membuat anak terlalu gemuk dan meningkat menjadi obesitas. Belum ada obat yang aman bagi anak obesitas. Tapi, mereka harus diselamatkan.
Sehatalami.co ~ Ada anggapan bahwa anak gemuk itu lucu. Ya, memang begitulah yang terjadi. Ya. Lihatlah Adel (10 tahun), anak kelas 4 SD di Jakarta. Dengan tinggi sekitar 135 Cm, beratnya 50 kg lebih. Pipinya gembil. Kedua tangan dan kaki “padat”dan ukuran pakaiannya sama dengan yang untuk pria dewasa, kecuali bahwa ia lebih pendek.
Hobynya main play station, game online, menang atau kalah ia selalu happy dan terlihat lucu menggemaskan, hingga orangtua dan teman-temannya tertawa melihat tingkahnya. Saat berlari-larian di lapangan, main bola misalnya, temannya bersorak-sorak melihat Adel selalu kalah berebut bola dengan temannya.
Apakah anak gemuk berarti sehat? Belum tentu! Anak yang mengalami obesitas atau memiliki berat badan berlebih, rentan mengalami gangguan kesehatan. Obesitas ditengarai sebagai penyebab munculnya penyakit non-infeksi, yang makin banyak terjadi baik di negara maju mau pun di negara berkembang seperti Indonesia.
Fenomena ini – yang belum pernah terjadi sebelumnya – disebut sebagai Sindrom Dunia Baru dan dapat menimbulkan beban social, ekonomi dan kesehatan yang berat dalam masyarakat. Tahun 1998, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut obesitas sebagai wabah global (the global epidemic).
“Anak-anak yang mengalami obesitas, setelah dewasa cenderung obesitas dengan segala komplikasinya,” Prof. Dr. Hamam Hadi, MS, ScD dari Departemen Guzi dan Kesehatan FK UGM, Yogyakarta, pernah berujar.
Komplikasi dimaksud misalnya, darah tinggi (hipertensi) dan penyakit diabetes (kencing manis). Yang bersangkutan juga berisiko mengalami penyakit jantung lebih awal. Prof. Dr. dr. Slamet Suyono, SpPD, KEMD dari FKUI berpendapat sama. Maka, katanya, “Obesitas pada anak harus diwaspadai.”
Secara umum, obesitas dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, diabetes tipe 2, hipertensi, gangguan saluran cerna, gangguan liver, kandung empedu, sesak napas dan gangguan tidur. Juga dapat mengundang munculnya penyakit jantung koroner, asam urat, nyeri pinggang, fertilitas (kesuburan), kanker dan sejumlah penyakit lain.