Sistim imun anak usia balita, masih sangat rentan. Bagaimana mengatasinya?
Perubahan iklim yang ditandai dengan datangnya musim hujan telah tiba. Penting bagi setiap orangtua memperkuat daya tahan tubuh ( imunitas) sang buah hati. Sistem imunitas tubuh ini sangat penting bagi seorang anak agar tumbuh kembangnya dapat berjalan normal.
Mengapa sistem imunitas tubuh penting bagi anak. Sebab tubuh bagaikan sebuah negara, jika tubuh tidak memiliki sistem pertahanan/ kekebalan yang kuat, musuh (virus, bakteri) mudah menyerang. Adalah sistem imun yang melindungi tubuh dari luar. Menurut dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), Konsultan Alergi-Imunologi dari Sub Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM /FKUI, sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sekelompok jaringan dan sel tubuh yang memiliki fungsi primer melindungi tubuh dari serangan dari luar.
Sistem imun memiliki komponen berbeda dan dapat berinteraksi melalui kontak antara sel dan melepaskan faktor yang mengatur aktivitas mereka, diawali dengan mendeteksi adanya benda asing oleh limfosit imunokompeten.
Kerja sistem imun tidak hanya pada benda asing, tapi juga terhadap kelainan yang mungkin terjadi di dalam tubuh. Misalnya sel-sel kanker. Selain mampu menyingkirkan bakteri dan virus, sistim imun memiliki memori yang memungkinkan tubuh tidak terkena infeksi serupa di lain waktu.
Macam-macam sistem imun
Secara garis besar, sistem imun dibagi dua yaitu, spesifik dan nonspesifik. Menurut dr. Zakiudin, disebut non spesifik karena ditujukan untuk menangkal masuknya zat asing dari luar tubuh yang dapat menimbulkan kerusakan atau penyakit seperti bakteri, virus, parasit dan zat-zat lain yang berbahaya bagi tubuh.
Sistem imun nonspesifik, pertama pertahanan fisik yang meliputi antara lain kulit. Jika kulit tergores, kuman masuk dan tubuh bisa terinfeksi. Lainnya selaput lendir, mulai dari saluran pencernaan (mulut sampai anus), saluran pernafasan (hidung sampai paru-paru), hingga di dalam mata.
Kedua sistem imun yang bersifat mekanik, contohnya batuk, diare dan muntah. Diare adalah mekanisme tubuh untuk menolak zat asing yang masuk ke saluran pencernaan. Kalau makanan tidak mengandung kuman, tidak dimuntahkan. Juga tidak menimbulkan diare. Demam sesungguhnya adalah gejala dari infeksi. Tujuannya untuk melenyapkan kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Ketiga, kimiawi. Di dalam kulit, terdapat zat lemak /asam lemak. Gunanya untuk membunuh kuman berbahaya yang menempel di tubuh. Di lambung ada asam lambung, agar kuman mati di situ. Air mata mengandung zat lisosim, kimiawi dan enzim-enzim. Di mulut, ada air ludah yang mengandung enzim untuk membunuh kuman.
Keempat, biologi. Yakni kuman-kuman yang berguna dan berfaedah untuk melawan kuman jahat. Contohnya kuman yang ada di usus. “Di situ kan ada kuman yang berguna (baik), begitu juga di kulit,” jelas dr. Zaki. Kelima, fagositosis, yaitu penelanan kuman atau zat asing oleh sel darah putih (sel leukosit).
Jika kuman/zat asing tidak dapat ditangkal oleh daya tahan tubuh nonspesifik, diperlukan sistem kekebalan tubuh dengan tingkat yang lebih tinggi atau spesifik. Yakni sistem imun yang ditujukan untuk melawan jenis kuman tertentu. Kekebalan spesifik hanya berperan pada kuman atau zat asing yang sudah dikenal, atau bila jenis kuman atau zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh. Misalnya, anak yang memiliki zat antibody terhadap difteri, tidak bisa untuk melawan tetanus. Antibody terhadap tetanus, tidak bisa melawan tipes. (SA)