Sistem imun spesifik bisa diperoleh, pertama dari pengalaman tubuh terhadap gangguan penyakit sebelumnya atau setelah tubuh berinteraksi dengan lingkungan. Orang yang pernah sakit campak, misalnya, jarang terserang penyakit ini lagi. Anak yang sudah pernah menderita cacar air, juga akan kebal terhadap cacar air.
Yang kedua, sistem imun spesifik bisa diperoleh melalui sakit buatan (imunisasi). Dengan memberikan kuman tertentu yang sudah dilemahkan ini, tubuh akan mengenal dan memiliki zat antibody terhadap kuman tertentu yang spesifik. Contohnya, imunisasi cacar air, campak, dll.
Sistem kekebalan tubuh nonspesifik sudah terbentuk sejak bayi dalam kandungan, diperoleh lewat plasenta ibu. Janin mendapat imonoglobin G (IgG), yang berperan untuk melindunginya dari kemungkinan infeksi.
Setelah lahir, immunoglobulin dalam ASI (sekretori IgA) pertama (kolostrum), memberi perlindungan terhadap infeksi. Usia 4-6 bulan, bayi mengalami masa rentan. Maka, imunisasi sering diberikan agar bayi dan balita memperoleh kekebalan spesifik.
Gizi Seimbang
Dengan gizi seimbang, bayi memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Pada usia 2 tahun, sistem imun sudah mencapai 80% dari orang dewasa dan mencapai 100% pada usia 5 tahun.
Menurut Dr. Rimbawan, Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada simposium “Peranan Mikronutrien dalam Meningkatkan Kekebalan Tubuh”, kekurangan zat gizi mikro seperti seng, selenium, besi, tembaga, vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin B-6, dan asam folat mempengaruhi kekebalan tubuh. (bersambung)
Baca juga : 5 Bahan Pangan Super untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Anda